Mohon tunggu...
Mia Diandry
Mia Diandry Mohon Tunggu... Pekerja Keras -

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ( التحريم Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Catatan Harian Anakku) Prestasi Bukanlah Segalanya...!

16 April 2016   20:54 Diperbarui: 17 April 2016   15:04 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siang hari yang cerah, ku coba membuka buku Materi Olympiade Matematika, entah mengapa aku tertarik dengan mata pelajaran yang tidak di sukai oleh banyak siswa. Mungkin ketertarikanku terhadap matematika dikarenakan matematika adalah ilmu pasti, dan di tambah bakat ku dalam menghitung. Banyak orang-orang yang menyebutku pintar matematika.

0h iya, aku belum memperkenalkan diri, perkenalkan namaku Imam Andrianto Al Muffarriddin, sekarang bersekolah pada SMA Negeri 1 Sape, Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Aku memiliki beberapa prestasi seperti mendapat juara 1 dalam Olympiade Matematika Tingkat Kabupaten Bima dan menjadi wakil Kabupaten Bima pada Olympiade Matematika Tingkat Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2011. Saat itu aku masih SD kelas 5 di SDN Inpres Dea Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan pernah mendapat piagam penghargaan sebagai semifinalis ke 11 pada Olympiade Sains KUARK Tingkat Nasional. Prestasi ini ku dapatkan berkat guru matematikaku Ibu Mukjijah, S.Pd. Menurutku beliau telah menanamkan rasa cinta terhadap matematika.

Dua tahun kemudian aku bersekolah di SMP Negeri 1 Sape, sekolah favorit di Kecamatan Sape dan walaupun masih kelas VII, aku telah mendapat prestasi yang sama seperti saat masih SD, yaitu juara 1 Olympiade Matematika Tingkat Kabupaten Bima dan menjadi Duta Kabupaten Bima pada Olympiade Matematika Tingkat Propinsi Nusa Tenggara Barat. Namun walaupun aku berprestasi sampai ke luar daerah namun berbanding terbalik dengan di kelas. Saat SD mendapat juara 1 sejak kelas I hingga kelas VI, namun sejak duduk di bangku SMP, aku jarang mendapat rangking 5 besar. Hal ini disebabkan karena aku beranggapan bahwa kejujuran adalah segalanya.

Banyak teman sekelasku yang menyontek, mereka tidak berfikir apakah pelajaran yang diterima dapat dipahami. Yang mereka inginkan hanyalah nilai yang tinggi pada setiap ulangan. Demi mendapat rangking di kelas mereka akhirnya menyontek. Menurutku alasan mereka menyontek karena nilai dan rangking lebih mulia dan dibanggakan dari kejujuran. Itulah yang terjadi di kelasku selama bertahun-tahun, semuanya di atas normal. Menyontek menjadi hal yang biasa. Mereka tidak takut akan dosa yang mereka dapat akibat menyontek dan telah menjadi kebiasaan bagi mereka.

Setelah ku renungkan apa yang telah terjadi, akhirnya ku sadari, bahwa prestasi bukanlah segalanya, kejujuran lebih mulia dari itu semua. Aku bermimpi untuk membongkar kebiasaan menyontek, karena menyontek adalah sumber masalah, seperti korupsi dan lainnya. Semoga mimpi ini tercapai karena kesuksesan hidup berawal dari mimpi. Gantunglah mimpi setinggi bintang di surga sehingga mimpi itu menjadi mimpi yang sempurna dan jadilah legenda. 

 

____________^_^_____________

 

Catatan harian anakku : Imam Andrianto Al Muffarriddin

Bima, 16 April 2016

Mia Diandry

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun