Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Film

Obati Luka Masa Kecil denga Film JUMBO 2025

2 Mei 2025   11:19 Diperbarui: 2 Mei 2025   11:19 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdamai dengan masa lalu dalam hal ini masa kecil yang mungkin tidak sebahagia ekspektasi, tetap saja dampaknya akan sampai saat dewasa. Jadi, jika belum tuntas, maka selesaikan dan berdamai agar tidak diturunkan pada generasi selanjutnya, yaitu anak-anak kita sendiri. 

Punya support system yang tepat tuh adalah anugerah, seperti Don yang punya nenek dan teman-teman yang selalu mendukungnya. Ketika Don salah bukannya dibela tetapi diingatkan agar segera sadar dan memperbaikinya. 

Hidup tak akan selamanya berjalan sesuai harapan kita sebagai manusia. Kita cuma diminta menjalani dan terus berbuat baik, seperti Don dan teman-temannya. Meski memang tidak selamanya lingkungan mau menerima kekurangan dan hanya fokus pada kelebihan kita. Namun, percaya saja bahwa yang menerima dengan baik semua kekurangan dan kelebihan kita, itulah teman yang pantas untuk selalu digandeng tangannya. 

Kesan tentang Keseluruhan Film JUMBO

Dari animasi saya sudah berikan tepuk tangan paling keras. Kalau perlu dengan confetti supaya lebih meriah. Baru kali ini nonton film buatan anak bangsa, Ryan Adriandhy, yang mirip sekali dengan karya negara luar. Bahkan anak saya yang pertama pun bilang:

"Mirip film Disney ya, Bun. Gak nyangka kalau ini buatan Indonesia."

Nah, sekelas film JUMBO sudah disamakan dengan media hiburan multinasional. Itu berarti waktu 5 tahun yang dibutuhkan agar film ini berkesan ternyata tidak sia-sia. Ah, ikut bangga. Apalagi sudah memperkenalkan dengan anak-anak meski di luar sana masih saja ada yang berdebat soal hantu Meri dalam ceritanya. 

Padahal ini bukan film anak Islami dan sekadar imajinasi semata. Bukankah sudah tugas orang tua untuk menjelaskan dan berdiskusi dengan anak soal itu? Kebakaran jenggot pastinya kalau komunikasi dengan anak tak pernah dibangun dan menuntut orang lain memahami. Lucu memang sebagai warga Indonesia tuh. 

Untuk lagu, sangat berkesan liriknya. Diulang beberapa kali juga enak didengar daripada lagu dewasa yang dibawakan anak-anak tanpa filter itu sungguh miris sebenarnya. 

Good Job! 

Ditunggu film animasi lainnya yang memberikan ruang antara orang tua menambah bonding dengan anak. Bahkan film yang mengajarkan anak-anak pentingnya punya adab daripada ilmu, sebab inilah masalah yang terjadi saat ini. Banyak anak pintar tapi tak punya sopan santun ketika bicara depan orang tua, teman sebaya bahkan dengan orang asing.  

*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun