Siapa yang harus aku bela
Ketika pemimpin hanya memikirkan dirinya sendiri dan seluruh aparat membela pemimpinnyaÂ
Siapakah yang harus aku junjung lagi ?Â
Siapakah yang harus aku hadapiÂ
Saat rakyat hanya dijadikan alat untuk melegitimasi kekuasaanÂ
Dan kekuasaan tidak lagi berpihak kepada rakyatÂ
Sibuk membagi kekuasaanÂ
Sibuk membagi kue-kue untuk mengisi pundi-pundinyaÂ
Lalu apa lagi yang harus aku harapkan untuk negeri iniÂ
Kepada siapakah aku berharap ?
Siapakah yang harus aku doakanÂ
Masihkah kita berharap akan ada kemajuan di negeri ini ?
Ataukah bukan kemunduran atau bahkan kehancuran
PemimpinkuÂ
AparatkuÂ
Atau rakyatkuÂ
Atau siapakah ?Â
Ketika semua menjadi zolim atas nama menyelematkan hidupnya sendiri-sendiriÂ
Rakyat menjadi anarkis karena aparat tak berpihak lagi padanyaÂ
Pemimpin menjadi kejam dan tak punya hati karena sibuk dengan kue dan kekuasaannya
Lalu salah siapakah ini ?Â
Kemana lagi aku harus berpihak ?
Â
Ketika tidak ada ruang lagi untuk menjadi damaiÂ
ketika tidak ada ruang lagi untuk menjadi tenangÂ
atas nama kesewenang-wenangan pemimpin negeriÂ
atas nama keegoisan, martabat dan kesombonganÂ
Salahkah jika aku berdoa
Hancurkan Negeri ini sehancur-hancurnya
Hingga tidak ada lagi yang bisa dihisap dan menghisapnyaÂ
Jika sama-sama susah
Mengapa bukan semuanya sekalian saja yang susahÂ
Jangan lagi ada sisa
Jangan lagi ada senang
Biarkan semuanya hancur berkeping-kepingÂ
Jika rakyat hanya menjadi kedok-kedok kemunafikan para penghisap negeri
Â