Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Biarkan Negeri Ini Hancur Tak Bersisa!

24 September 2019   08:27 Diperbarui: 24 September 2019   08:35 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siapa yang harus aku bela

Ketika pemimpin hanya memikirkan dirinya sendiri dan seluruh aparat membela pemimpinnya 

Siapakah yang harus aku junjung lagi ? 

Siapakah yang harus aku hadapi 

Saat rakyat hanya dijadikan alat untuk melegitimasi kekuasaan 

Dan kekuasaan tidak lagi berpihak kepada rakyat 


Sibuk membagi kekuasaan 

Sibuk membagi kue-kue untuk mengisi pundi-pundinya 

Lalu apa lagi yang harus aku harapkan untuk negeri ini 

Kepada siapakah aku berharap ?

Siapakah yang harus aku doakan 

Masihkah kita berharap akan ada kemajuan di negeri ini ?

Ataukah bukan kemunduran atau bahkan kehancuran

Pemimpinku 

Aparatku 

Atau rakyatku 

Atau siapakah ? 

Ketika semua menjadi zolim atas nama menyelematkan hidupnya sendiri-sendiri 

Rakyat menjadi anarkis karena aparat tak berpihak lagi padanya 

Pemimpin menjadi kejam dan tak punya hati karena sibuk dengan kue dan kekuasaannya

Lalu salah siapakah ini ? 

Kemana lagi aku harus berpihak ?

 

Ketika tidak ada ruang lagi untuk menjadi damai 

ketika tidak ada ruang lagi untuk menjadi tenang 

atas nama kesewenang-wenangan pemimpin negeri 

atas nama keegoisan, martabat dan kesombongan 

Salahkah jika aku berdoa

Hancurkan Negeri ini sehancur-hancurnya

Hingga tidak ada lagi yang bisa dihisap dan menghisapnya 

Jika sama-sama susah

Mengapa bukan semuanya sekalian saja yang susah 

Jangan lagi ada sisa

Jangan lagi ada senang

Biarkan semuanya hancur berkeping-keping 

Jika rakyat hanya menjadi kedok-kedok kemunafikan para penghisap negeri

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun