Sore ini, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan penolakan terhadap wacana Tax Amnesty Jilid 3. Â
Ia menyebutnya tidak relevan dalam kondisi fiskal saat ini. Namun pasar membaca lebih dalam: bahwa arah fiskal belum sepenuhnya dipercaya.
- Minat asing terhadap SBN menurun drastis, dari sempat mendekati 40% kini di bawah 20%.
- Pemerintah terpaksa mengandalkan pembiayaan melalui utang domestik, dan Bank Indonesia harus menyerap obligasi negara melalui skema burden sharing.
- Risiko inflasi meningkat, karena belanja ekspansif tidak diimbangi dengan disiplin fiskal yang cukup.
Kurs yang tembus bukan hanya karena tekanan eksternal, tapi karena arah fiskal yang belum menyentuh ladang.
Refleksi: Kurs Tembus, Tapi Apakah Kebijakan Menyentuh?
Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga. Pemerintah telah menggelontorkan dana. Tapi jika kurs tembus dan harga naik, maka rakyat tidak merasakan stabilitas, Â mereka merasakan tekanan.
Yang dibutuhkan bukan hanya intervensi, tapi keberpihakan. Â Bukan hanya angka, tapi arah. Â Dan bukan hanya dana, tapi keputusan yang menyentuh.
Karena ekonomi yang hidup bukan hanya soal tumbuh, tapi soal menyentuh. Â
Menyentuh warung, ladang, dan keluarga yang bertahan di tengah angka yang terus bergerak.
Menjaga Harapan di Tengah Kurs yang Tembus
Jika kurs tak bisa ditahan, maka harga harus dijaga. Â