Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Rp16.800 Tak Lagi Menahan Kurs Tembus, Rakyat Menunggu Gerak

26 September 2025   19:08 Diperbarui: 26 September 2025   19:08 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
USD tembus Rp16.800, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft 

Eksternal: Pasar global menanti rilis data inflasi PCE AS. Jika tinggi, maka harapan pemangkasan suku bunga The Fed akan pupus, dan dolar AS akan semakin perkasa.

Internal: Penolakan terhadap wacana tax amnesty dan minimnya insentif fiskal membuat investor asing ragu. Dana jumbo Rp200 triliun yang digelontorkan ke bank belum menunjukkan aliran nyata ke sektor riil.

Ketika benteng kurs runtuh, rakyat bertanya:  

Apakah harga bahan baku akan naik? Apakah warung akan sepi? Apakah ladang akan kering?

Dampak Langsung: Dari Layar ke Ladang

Tembusnya kurs bukan hanya peristiwa pasar. Ia adalah sinyal yang merambat ke kehidupan nyata:

1. Harga Bahan Pokok dan Impor

Barang-barang yang bergantung pada bahan baku impor, seperti kedelai, gula, dan obat-obatan, berpotensi naik. Pedagang mulai menyesuaikan harga, bukan karena ingin untung lebih, tapi karena stok berikutnya akan lebih mahal.

"Kalau dolar naik terus, saya harus beli barang lebih mahal. Tapi pembeli belum tentu mau bayar lebih," keluh seorang pedagang di Pasar Ciputat.

2. Daya Beli dan Konsumsi Rumah Tangga

Kenaikan harga barang impor bisa menggerus daya beli masyarakat, terutama kelas menengah bawah. Konsumsi domestik, yang menyumbang lebih dari 50% PDB, bisa melambat jika masyarakat mulai menunda belanja.

Kurs yang tembus bisa menjadi pemicu inflasi, dan inflasi adalah musuh utama dapur rakyat.

3. Keberanian Pelaku Usaha Kecil

UMKM yang bergantung pada bahan baku impor atau barang modal mulai menahan ekspansi. Ketidakpastian kurs membuat mereka ragu mengambil kredit, meski suku bunga sudah diturunkan.

Dana jumbo Rp200 triliun yang digelontorkan ke bank belum menjelma jadi gerak di sektor riil.  

Likuiditas tinggi, tapi keberanian rendah.

Pernyataan Menkeu: Fiskal Belum Menyentuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun