Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Ketika Gen Z Tak Lagi Googling; Dekonstruksi Otoritas Digital dan Pencarian yang Lebih Bermakna

16 September 2025   15:11 Diperbarui: 16 September 2025   15:11 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gen Z tak lagi Googling,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Pada suatu malam yang tenang, saya merenungi satu berita yang tampaknya sederhana namun menyimpan gema perubahan besar: "Google Makin Ditinggal, Gen Z Kini Pindah ke Penggantinya." 

Judul tersebut bukan sekadar tren teknologi. Ia adalah tanda zaman, bahwa otoritas digital yang selama dua dekade menjadi gerbang pengetahuan kini mulai digugat oleh generasi yang lahir di tengah algoritma dan visual.

Data yang Mengguncang: Gen Z dan Pencarian Sosial

Survei yang dilakukan oleh Forbes Advisor dan Talker Research pada April 2024 terhadap 2.000 warga Amerika mengungkap bahwa:

  • 45% Gen Z kini melakukan pencarian melalui media sosial seperti TikTok dan Instagram.
  • Bandingkan dengan 35% milenial, 20% Gen X, dan kurang dari 10% Boomer.

Sementara itu, data dari GWI Core menunjukkan bahwa pada tahun 2016, 40% Gen Z menggunakan media sosial untuk mencari merek, produk, dan layanan. Angka ini melonjak menjadi 52% pada 2023.

Ini bukan sekadar statistik. Ini adalah pergeseran epistemologis, cara kita memahami, mencari, dan mempercayai informasi.

Dari Mesin Pencari ke Mesin Pengalaman

Google, yang dulu menjadi simbol efisiensi dan netralitas digital, kini dianggap terlalu algoritmik, penuh iklan, dan jauh dari pengalaman manusia. Gen Z memilih TikTok bukan karena ia lebih pintar, tetapi karena ia lebih dekat. 

Di TikTok, pencarian bukan sekadar mengetik kata kunci, melainkan menyaksikan seseorang berbagi pengalaman, menunjukkan tempat, atau mengulas produk dengan emosi yang nyata.

Pencarian kini bukan soal menemukan jawaban, tetapi merasakan narasi.

Dekonstruksi Otoritas Digital Lama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun