Banyak yang menyebut Acil sebagai "penjaga batin bangsa", karena syairnya hadir di saat krisis, di saat sunyi, dan di saat kita butuh arah.
Penutup: Menjaga Nyala Syair
Kini, saat kita mengenang Acil Bimbo, kita tidak hanya mengenangnya sebagai seniman. Kita mengenangnya sebagai penjaga makna. Sebagai seseorang yang mengubah lagu menjadi lentera, dan syair menjadi jalan pulang bagi bangsa yang sering tersesat dalam hiruk-pikuk zaman.
Tugas kita adalah menjaga nyala itu. Menyusun ulang ingatan, memverifikasi setiap bait, dan memastikan bahwa warisan Acil tidak dikaburkan oleh waktu atau kelalaian. Karena dalam syairnya, ada jiwa bangsa yang sedang berdoa.
Selamat jalan, Acil. Suaramu mungkin telah diam, tapi syairmu akan terus bergema di hati kami.
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI