Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agar Dapat Sungguh Sungguh Menghayati Arti Kemerdekaan, Apa Yang Telah Kita Lakukan?

15 Agustus 2025   20:46 Diperbarui: 16 Agustus 2025   03:55 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang Kami Lakukan Adalah Berkunjung ke Monumen Perjuangan Para Pahlawan Nasional 

Seperti kata peribahasa:
"Tidak  satu jalan menuju ke.Roma "  begitu pula tidak hanya  satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan penghargaan atas kemerdekaan Republik Indonesia tercinta.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 
Bagi saya dan istri tercinta adalah  adalah mengunjungi tempat.tempat bersejarah, mengabadikannya dalam foto, lalu membagikannya sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah membasuh kemerdekaan ini dengan darah dan pengorbanan mereka.

Seperti pepatah bahasa Inggris mengatakan:

"A picture can tell more than a thousand words can do."
Sebuah gambar mampu bercerita jauh lebih banyak dibandingkan untaian kata.

Karena saya lahir dan besar di Kota Padang, sejak zaman pendudukan Jepang, perjalanan saya dimulai dari beberapa lokasi bersejarah di Sumatera Barat yang erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan.

Tugu Pahlawan Tak Dikenal di Padang

Prasasti yang terpahat di tugu ini mungkin sudah mulai dimakan usia, tetapi kalimatnya masih jelas terbaca:


5 Maret 1950
Perjuangan Padang dan sekitarnya
Akhirnya Pinang pulang ke tampuknya
Dirajakan dengan perasaan gembira
Akan jadi peringatan bangsa Negara Republik Indonesia, idaman suci
Genggam teguh tetap abadi


Kalimat itu mengingatkan kita bahwa kemerdekaan adalah hasil perjuangan nyata, bukan hadiah dari penjajah.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Lobang Jepang di Bukittinggi

Mendengar kata “Lubang Jepang”, hampir pasti pikiran kita langsung tertuju pada kisah-kisah kelam tentang kekejaman tentara Jepang. Terowongan sepanjang ±1.400 meter ini dibangun pada 1942 sebagai bunker, tempat penyimpanan logistik, dan jalur pertahanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun