Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Kurasi Makna di Era Digital; Dari Buku ke Generasi Baru

5 Agustus 2025   09:01 Diperbarui: 5 Agustus 2025   09:01 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
File Merza Gamal dari Buku Customer Journey- From Curious to Committed 

The Conscious Curator: Lahirnya Persona Balik

Dari refleksi itu, lahir tokoh baru---bukan dari buku, tapi dari kehidupan: The Conscious Curator. Ia bisa berusia 19 hingga 28 tahun. Ia tidak anti teknologi. Ia memilih dengan bijak. Ia menyusun museum digital keluarga. Ia menulis ulang sejarah pribadi lewat jejak digital yang ia warisi dan pahami. Ia berkata: "Saya memilih apa yang saya simpan, bukan hanya apa yang saya beli."

Persona ini bukan hanya penting bagi generasi muda. Ia menjadi jembatan kesadaran antara era kemewahan dan era kebermaknaan. Dan Gen Z tampak cocok untuk memerankannya---sebagai pembaca, penafsir, sekaligus mentor bagi adik-adik digital mereka yang lebih muda.

Penutup: Dari Buku ke Kehidupan, dari Persona ke Pemaknaan

Membaca buku adalah titik awal. Tetapi kurasi makna terjadi setelah halaman terakhir dibalik. Persona bukan tujuan akhir, melainkan undangan untuk berpikir. Dan Gen Z bukan sekadar penerus, tapi penyeimbang---pembaca sejarah digital yang sedang terjadi, penafsir kegelisahan modern yang tak selalu terucap.

Mentoring di era digital tak cukup dengan membagikan tautan atau memberi saran aplikasi. Ia memerlukan kehadiran, refleksi, dan keberanian untuk menanyakan ulang: apakah hidup yang terkoneksi ini benar-benar membuat kita terhubung?

Narasi besar bukan tentang teknologi itu sendiri. Tapi tentang bagaimana manusia---dalam kesenyapan dan kilau layar---menemukan dirinya kembali.

Penulis:  

Merza Gamal  

Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun