Ketika Kepemimpinan Turun dari Langit: Bayangan Etika di IndonesiaÂ
Di tengah hiruk-pikuk dunia korporasi yang sering kali dipenuhi jargon dan retorika, muncul satu sosok yang membungkam teori dengan tindakan: Haruka Nishimatsu, mantan CEO Japan Airlines.Â
Haruka bukan pemimpin yang bersembunyi di balik ruang eksekutif berlapis kaca. Ia datang ke kantor naik bus umum, makan siang di kantin perusahaan, dan---yang paling mencengangkan---memangkas gajinya sendiri hingga lebih rendah dari pilot yang ia pimpin.
Kisah Nyata: Kepemimpinan yang Merunduk karena Hormat, Bukan karena Kalah Â
Pada awal 2000-an, Japan Airlines menghadapi krisis. Alih-alih menyelamatkan diri, Nishimatsu memilih untuk berdiri bersama timnya, bukan di atas mereka. Ia bekerja di ruang terbuka, mengenakan jas dari toko diskon, dan menolak fasilitas mewah. Ketika perusahaan terpaksa melakukan PHK, ia memotong gajinya sendiri hingga hanya USD 90.000 per tahun---lebih rendah dari gaji pilot (NextShark).
High-Trust Leadership dalam Praktik Nyata Â
Prinsip-prinsip kepemimpinan berbasis kepercayaan, seperti yang dirumuskan oleh Stephen M.R. Covey, bukan sekadar teori di tangan Nishimatsu. Ia menghidupi setidaknya 6 dari 13 perilaku utama pemimpin tepercaya (FranklinCovey Blog), antara lain:
- - Talk Straight: Tindakannya berbicara lebih lantang dari kata-kata.
- - Demonstrate Respect: Duduk dan makan bersama stafnya adalah bentuk penghormatan sejati.
- - Create Transparency: Ia membuka ruang akses, bukan membangun tembok hierarki.
- - Right Wrongs: Memotong gaji sendiri adalah bentuk tanggung jawab moral.
- - Show Loyalty: Ia tetap bersama timnya dalam badai.
- - Remind People Why They Matter: Ia hadir sebagai manusia, bukan simbol kekuasaan. Â
Cermin Buram di Tanah Air: Ketika Jabatan Menjadi Ladang Ganda Â
Bandingkan dengan fenomena rangkap jabatan di Indonesia. Para wakil menteri merangkap posisi komisaris BUMN, menerima gaji dan fasilitas ganda di tengah krisis fiskal dan kemiskinan rakyat. Alasan "sinkronisasi kebijakan" terdengar masuk akal, sampai kita menyadari bahwa pengawasan lumpuh jika pengawas adalah bagian dari yang diawasi. Fusilat News
Analisis Etis: Apa yang Hilang?
- - Etika: Ketika jabatan menjadi alat akumulasi, bukan pelayanan.
- - Integritas: Ketika transparansi digantikan oleh retorika teknokratik.
- - Keteladanan: Ketika pemimpin tidak lagi menjadi panutan, melainkan simbol privilese.
Refleksi untuk Generasi Mendatang Â