Maka, menyatukan seluruh segmen ini dalam satu keranjang kebijakan dan pembahasan bisa menyebabkan oversimplifikasi dan mengaburkan target utama dari program pemerintah maupun lembaga keuangan.
Mengapa Harus Kita Pedulikan?
Karena cara kita menyebut sesuatu membentuk cara berpikir kita. Ketika kita menyebut "UMKM" tanpa membedakan, maka kita ikut melanggengkan ilusi bahwa semua pelaku usaha punya kebutuhan serupa. Padahal kenyataannya jauh berbeda.
- Usaha Mikro butuh pelatihan dasar, pendampingan manajemen sederhana, akses pasar lokal, dan perlindungan dari jeratan rentenir.
- Usaha Menengah justru membutuhkan efisiensi operasional, integrasi teknologi, insentif ekspor, serta kolaborasi dengan rantai pasok nasional dan global.
Pembedaan ini selain karena kebutuhan yang berbeda, juga menghindarkan tuntutan yang sama. Usaha mikro dan kecil rata-rata masih menjadi gantungan hidup langsung para pelakunya, sementara usaha menengah sudah bukan sekadar gantungan hidup lagi --- mereka telah menjadi bagian dari rantai ekonomi yang lebih luas dan terstruktur. Jangan sampai usaha mikro dan kecil dituntut hak dan kewajiban yang sama dengan pengusaha menengah, karena itu akan menciptakan beban yang tidak proporsional.
Refleksi Lapangan: Antara Pendamping UMK dan Advisor Perusahaan Menengah
Sebagai seseorang yang telah berpengalaman bekerja di dunia perbankan---mulai dari mengelola Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit koperasi program, pinjaman konsumsi, hingga pembiayaan korporasi---saya beruntung pernah terlibat langsung mendampingi berbagai pelaku usaha dari beragam segmen.Â
Dan saya ingin berbagi kisah visual yang merefleksikan secara nyata betapa berbedanya dunia usaha mikro-kecil dengan usaha menengah.
Dalam satu kesempatan, saya turut mendampingi para pelaku usaha mikro dan kecil mengikuti bazar produk lokal. Kami bahu-membahu mengangkat barang dagangan, menyusun produk di meja kecil, hingga ikut menjajakan langsung makanan dan camilan khas kepada pengunjung.Â
Tidak sedikit dari mereka yang membawa harapan besar hanya dengan modal kecil, namun dibekali semangat luar biasa. Di sinilah saya menyaksikan bahwa bagi mereka, usaha bukan sekadar bisnis---tetapi sumber penghidupan.
Sementara di kesempatan lain, saya hadir sebagai advisor bagi pelaku usaha menengah yang baru saja membuka kantor distribusi di sebuah kawasan niaga.Â