Simbol yang Membanggakan
Hari Senin, 21 Juli 2025, adalah hari bersejarah. Presiden Prabowo Subianto secara virtual meresmikan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) --- gerakan strategis membangun ekonomi kerakyatan dari desa.Â
Sebanyak 19 gerai percontohan dibuka serentak di berbagai wilayah, termasuk Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Bangunan rapi berwarna merah-putih, produk UMKM lokal, dan billboard besar bergambar Presiden --- semua menyatu dalam satu napas optimisme.
Namun, keesokan harinya, harapan itu terguncang.
Penutupan Mendadak: Barang Ditarik, Atribut Dihapus
Selasa pagi, 22 Juli 2025, gerai koperasi ditutup secara tiba-tiba. Seluruh barang dan atribut ditarik oleh perusahaan mitra, PT Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat. Bahkan papan nama bergambar Presiden turut diturunkan.
Penutupan ini bukanlah rumor. Media-media nasional seperti Kompas dan CNN Indonesia telah mengonfirmasi kebenarannya.
Mengapa penutupan ini terjadi?
Ternyata, dalam dialog virtual dengan Presiden saat peresmian, pengurus KDMP Desa Pucangan hanya menyampaikan terima kasih kepada BUMN dan PT Pupuk Indonesia, namun mengabaikan peran krusial mitra strategis yang selama ini telah membiayai dan menyiapkan operasional koperasi.
Bagi mitra, ini dianggap sebagai bentuk pengabaian dan tidak adanya penghargaan atas kerja keras mereka. Akibatnya, kerja sama diputus secara sepihak dan seluruh dukungan operasional ditarik.
Simulasi atau Kekeliruan Fatal?
Awalnya disebut bahwa gerai tersebut masih dalam status "simulasi". Namun publik mempertanyakan --- mengapa dilakukan peresmian nasional dengan menghadirkan Presiden secara virtual jika masih dalam tahap uji coba yang belum matang?
Ketidakhadiran perjanjian final antar pemangku kepentingan menciptakan kebingungan, dan pada akhirnya, mencoreng semangat program yang sesungguhnya mulia ini.