Kini kisah Roselina Tjiptadinata dan Tjiptadinata Effendi mereka bukan dongeng. Ini adalah lembar demi lembar kehidupan nyata yang telah mereka bagikan melalui tulisan-tulisan penuh makna di Kompasiana.
Maka tidak berlebihan jika banyak pembaca merasa terharu, terinspirasi, bahkan tergerak untuk bangkit kembali dari keterpurukan.
Bagi pasangan muda, kisah ini bisa menjadi pelajaran: bahwa cinta bukan sekadar janji manis, tetapi kerja keras untuk bertahan. Bagi generasi muda, ini adalah pengingat bahwa hidup tak selalu harus dimulai dari kemapanan.
Ketulusan, kerja keras, dan iman bisa menjadi modal utama menjemput takdir terbaik.
Catatan Penutup dari Saya
Sebagai penulis artikel ini, saya awalnya ragu untuk mengangkat kisah Apak jo Mande secara menyeluruh. Ada rasa segan karena perjalanan hidup mereka begitu pribadi dan menyentuh.
Namun, dorongan dari Mande Roselina dan apresiasi hangat dari Kompasianer membuat saya akhirnya memberanikan diri.
Kisah ini saya susun dengan penuh hormat dan harapan. Semoga bisa menjadi pelajaran kehidupan yang tak hanya menyentuh, tetapi juga membangkitkan semangat siapa saja yang sedang dirundung duka atau keputusasaan.
Karena sebagaimana Apak dan Mande ajarkan: "Meratapi nasib tak akan mengubah apapun. Yang kita butuhkan hanyalah keberanian untuk bangkit."
Penutup: Doa, Cinta, dan Jejak Perjalanan yang Menginspirasi
Ketika kisah ini sampai kepada mereka yang mengalaminya sendiri—Mande Roselina dan Apak Tjiptadinata—tak kuasa kami menahan haru saat membaca balasan yang mereka sampaikan. Bukan sekadar komentar, tetapi curahan hati yang penuh kehangatan, ketulusan, dan kasih yang tulus. Betapa luar biasanya, sebuah tulisan sederhana mampu memantulkan kembali kenangan yang selama ini hanya disimpan di relung hati paling dalam.
Apak Tjiptadinata menulis dengan penuh cinta dan rasa syukur:
“Hal yang secara logika mathematics adalah mustahil: seorang penjual kelapa parut di pasar dapat menyekolahkan anak-anak ke Amerika. Ternyata, berkat kasih karunia Tuhan dan kerja keras selama bertahun-tahun, impian hidup kami menjadi kenyataan.”