Dibandingkan naik pesawat ke Semarang atau Jogja, lalu lanjut kendaraan, opsi ini lebih murah dan tak kalah menyenangkan. Saya bisa menikmati pemandangan pedesaan, pegunungan, dan merasakan langsung denyut nadi daerah yang saya lewati.Â
Saya menyebut ini sebagai traveling hijau---perjalanan yang lebih ramah lingkungan dan menyatu dengan alam.
Kereta api jelas punya keunggulan dari sisi emisi karbon yang lebih rendah. Dan dengan fasilitas yang kini makin modern, kereta bukan lagi moda nostalgia, tapi pilihan logis bagi pelancong cerdas.
Menata Ulang Mobilitas, Menata Ulang Hidup
Dari Commuter Line harian, kereta jarak jauh, hingga trik hemat via KLIA, semua itu mengajarkan saya bahwa menata transportasi bukan hanya soal pindah moda, tapi soal menata ulang cara hidup.
Saya tak lagi gengsi naik angkutan umum. Saya lebih sadar pada pilihan-pilihan yang menghemat pengeluaran dan menekan jejak karbon. Kadang saya tetap naik mobil jika terpaksa, tapi kini saya punya banyak alternatif. Dan itu membuat saya lebih bebas.
Transportasi bukan sekadar alat. Ia adalah cermin pilihan hidup kita. Dengan menata ulang mobilitas pribadi, kita pun sebenarnya sedang menata masa depan yang lebih hemat, hijau, dan manusiawi.
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI