Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harapan Besar Danantara di Tengah Panggung yang Masih Kabur

2 Juni 2025   14:40 Diperbarui: 2 Juni 2025   14:40 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harapan besar di tengah panggung yang masih kabur, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Pada hari itu, 28 Mei 2025, sebuah berita mengejutkan menyentil perhatian pelaku ekonomi nasional. Ray Dalio---miliarder dan maestro investasi dunia---disebut batal menjadi penasihat Danantara, superholding Indonesia yang baru saja diluncurkan dengan gebyar luar biasa.

Masyarakat pun bertanya-tanya: Mengapa bisa batal? Ada apa di balik layar?

Meski CEO Danantara, Rosan Roeslani, buru-buru membantah---menyebutnya hanya miskomunikasi dan memastikan nama Dalio tetap tercantum---tetap saja kabar ini menggores sebuah pertanyaan penting: seberapa solid fondasi Danantara saat ini?

Mengenal Danantara: Ambisi Besar dalam Wadah Baru

Danantara, didirikan pada Mei 2025, adalah gabungan dari 11 BUMN besar dengan nilai aset yang konon mencapai USD 900 miliar (sekitar Rp 15.000 triliun). Ini bukan lembaga biasa. Ia digadang-gadang sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) versi Indonesia---bahkan disebut bakal jadi yang terbesar di Asia.

Tujuan resminya: menyatukan kekuatan ekonomi nasional, meningkatkan efisiensi, memperluas investasi, dan menjadi magnet bagi modal asing.

Visinya mulia. Struktur organisasi pun ditampilkan megah, bahkan menyebut sejumlah tokoh dunia sebagai penasihat, dari Ray Dalio hingga pakar global lainnya. Tapi---sebagaimana kita tahu---nama besar tidak selalu menjamin eksekusi besar.

Masalah Komunikasi, Gejala atau Sebab?

Batalnya Ray Dalio---atau setidaknya simpang-siurnya berita tersebut---menyorot satu hal yang sangat penting: ketidakteraturan dalam komunikasi publik. Bila betul terjadi miskomunikasi, itu pertanda ada celah dalam tata kelola dan transparansi di level awal.

Danantara belum lama berdiri. Tapi dalam dunia investasi, kepercayaan dibangun dari presisi dan konsistensi informasi, bukan sekadar niat baik.

Jika komunikasi sekelas pengumuman penasihat global saja bisa keliru---bagaimana nanti komunikasi soal pengelolaan dana triliunan?

Tantangan ke Depan: Lebih dari Sekadar Branding

Peluncuran Danantara dibarengi kemitraan dengan CIC dari Tiongkok. MOU sudah diteken. Tapi ini baru awalan. Dunia menanti bukan hanya janji, melainkan langkah nyata dan dampak langsung bagi rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun