Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Alfamart Tutup Ratusan Gerai, tapi Bagi Dividen Besar, Strategi Rasional di Tengah Biaya Tinggi?

24 Mei 2025   08:20 Diperbarui: 25 Mei 2025   08:23 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gerai Alfamart, toko Alfamart. (SHUTTERSTOCK/ANI FATHUDIN via KOMPAS.com)

Langkah Alfamart ini sebenarnya menjadi cermin dari realitas bisnis ritel saat ini. Meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan kepuasan investor adalah sebuah seni yang rumit. Apalagi ketika biaya sewa, UMP, dan ekspektasi pasar terus naik dari tahun ke tahun.

Keputusan menutup ratusan gerai diiringi dengan pembagian dividen besar bisa dipahami sebagai strategi menyeimbangkan antara optimalisasi operasional dan komitmen terhadap pemegang saham. 

Selama penjualan masih tumbuh dan jaringan yang tersisa mampu menyokong laba, langkah ini bukan sekadar bertahan, melainkan mengatur ulang peta tempur untuk pertarungan jangka panjang.

Penutup: Saat Menutup adalah Cara Membuka Peluang

Apa yang dilakukan AMRT adalah pengingat bahwa bertahan bukan berarti stagnan, dan tumbuh tidak selalu berarti memperbanyak jumlah gerai. Dalam era penuh disrupsi ini, yang paling siap beradaptasi, ialah yang bertahan lama.

Dengan menutup gerai yang dianggap tidak lagi efisien dan terus mengalirkan dividen kepada investor, Alfamart mencoba menjalani prinsip "mengecilkan tubuh untuk melompat lebih tinggi."

Kini, tinggal kita menunggu: apakah lompatan itu akan benar-benar membawa mereka lebih jauh? Atau justru hanya menjadi langkah mundur yang terlalu mahal?

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun