Mohon tunggu...
Meri Hartati
Meri Hartati Mohon Tunggu... Guru - Apa yang kamu pikirkan sekarang akan terjadi dimasa depan , apa yang terjadi sekarang adalah buah pikiran masa lalu.

Guru di SD Negeri 243 Palembang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Pemimpin Pembelajaran

13 April 2021   06:56 Diperbarui: 13 April 2021   06:58 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi guru sebagai pemimpin pembelajaran-olahan pribadi

Murid kita di sekolah tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda dan menunggu untuk dikembangkan. Pengembangan potensi inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses coaching.

Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. JIka proses coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi.

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik yaitu mandiri, reflektif, kolaborasi, Inovatif dan berpihak pada murid, jadi keputusan yang diambil harus didasari atas nilia-nilai tersebut.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman tentunya harus disesuaikan dengan paradigma pengambilan keputusan yang terdiri dari :

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Prinsip pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yang terdiri dari :

  1. Berpikir berdasarkan hasil Akhir (End-Based Thinking) yaitu proses berpikir dalam pengambilan keputusan yang saya lakukan karena terbaik untuk kebanyakan orang.
  2. Berpikir berbasiskan peraturan (Rule-Based Thinking) yaitu proses berpikir dalam pengambilan keputusan berdasarkan prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan.
  3. Berpikir berbasiskan rasa perduli (Care-Based Thinking) Yaitu proses berpikir dalam memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lakukan terhadap anda.

Proses pengambilan keputusan menggunakan sembilan langkah yaitu :

  1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
  4. Pengujian benar atau salah dengan cara uji legal, uji regulasi/ standar profesional, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji panutan/idola.
  5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar yaitu individu lawan masyarakat (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
  6. Melakukan Prinsip Resolusi yaitu Berpikir berdasarkan hasil Akhir (End-Based Thinking), Berpikir berbasiskan peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir berbasiskan rasa perduli (Care-Based Thinking)
  7. Investigasi Opsi Trilema
  8. Buat Keputusan
  9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Dengan menerapkan sembilan langkah pengambilan keputusan tentunya seorang guru Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat menjadi lebih bijaksana bisa menerapkan nilai-nilai dan peran seorang guru sehingga keputusan sulit bisa diatasi karena menurut  Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya sesuai dengan Pandangan Ki hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka yaitu Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani yang diterjemahkan menjadi "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan".

ilustrasi guru sebagai pemimpin pembelajaran-olahan pribadi
ilustrasi guru sebagai pemimpin pembelajaran-olahan pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun