Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Hutan Terkutuk

30 Mei 2023   19:35 Diperbarui: 30 Mei 2023   19:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Hujan lebat membasahi tanah, menyisakan bau segar dan harum semerbak mewangi di udara. Tepat di tengah-tengah sebuah hutan lebat, sebuah kelompok kecil berkumpul di dalam kegelapan malam. Mereka memandang mayat yang mereka pikul dengan wajah penuh ketakutan.

"Kita harus segera menguburkannya," bisik seorang pria paruh baya dengan suara gemetar.

"Benar. Semakin lama kita menunggu, semakin aneh dan mencekam suasana di sini," sahut seorang wanita dengan suara serak.

Tiba-tiba, bau busuk yang mengerikan melingkupi mereka. Semua orang menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan keinginan untuk muntah. Mereka saling pandang, mempertanyakan apa yang terjadi.

"Tidak mungkin ini hanya bau alami," ucap seorang pemuda yang penuh keberanian.

Pada saat yang sama, hujan semakin deras. Jatuhnya tetesan air menyebabkan perjalanan menuju kuburan yang terletak sekitar 4 kilometer jauhnya menjadi semakin gelap gulita. Langkah-langkah mereka terdengar seperti desisan di antara pohon-pohon yang tinggi.

Kelompok itu membentuk barisan, berjalan pelan-pelan melalui kegelapan. Namun, tidak lama kemudian, beberapa di antara mereka tersesat. Suara mereka yang memanggil-manggil menjadi samar-samar, tersapu oleh angin yang kian memburu.

"Mana mereka? Di mana saudara-saudara kita?" teriak seorang wanita dengan putus asa.

Tidak ada jawaban. Hanya suara gemericik hujan yang semakin menggema di antara pepohonan. Kegelapan malam memakan mereka yang tersesat, menyelimuti mereka dengan ketakutan dan keputusasaan.

Hutan yang gelap dan sunyi menjadi saksi bisu dari perjalanan kelompok kecil yang memikul peti mati tersebut. Setiap langkah mereka diiringi dengan gemericik hujan yang semakin reda.

Namun, tiba-tiba peti mati yang terbuat dari kayu tembesu itu berguncang dengan sendirinya, seolah-olah memiliki kehidupan tersendiri. Mereka terkejut, hampir saja membiarkannya jatuh, tetapi dengan cepat mereka menahan dan menyeimbangkan pikulan mereka.

"Mengapa peti mati ini bergoncang sendiri?" tanya seorang pria dengan wajah pucat.

"Apakah ada yang menghuni di dalamnya? Ataukah ada kekuatan supranatural yang ingin kita rasakan?" gumam seorang wanita dengan suara gemetar.

Mereka saling pandang, takut dan bingung. Tetapi seiring dengan langkah mereka yang terus berlanjut, goyangan peti mati itu akhirnya mereda. Kelompok itu merasa lega dan meneruskan perjalanan mereka dengan hati-hati.

Namun, semakin jauh mereka berjalan, semakin berat peti mati itu terasa. Pikulan mereka mulai terasa seperti membawa beban yang tidak terbayangkan sebelumnya. Setiap langkah terasa seperti berjuang melawan gravitasi yang kuat.

 Mereka saling membantu dan bergantian memikul peti mati tersebut, tetapi beban itu seakan tidak pernah berkurang.

"Apakah peti mati ini isinya ada yang bertambah? Kenapa begitu berat?" tanya seorang lelaki dengan napas tersengal-sengal.

Wanita-wanita di dalam rombongan tersebut juga merasa kelelahan. Mata mereka penuh kelelahan dan penuh dengan kekhawatiran. Mereka berjalan dengan langkah tergopoh-gopoh, berusaha untuk mencapai tujuan mereka.

Perjalanan mereka berlanjut, melintasi jalan berliku dan licin. Cahaya remang-remang dari bulan yang tertutup awan menjadi satu-satunya sumber cahaya. Mereka meraba-raba dalam kegelapan, tetapi tekad mereka tetap kuat untuk sampai ke tempat tujuan.

Beberapa orang menyalakan senter di kepalanya, sehingga perjalanan mereka tidak tersesat dari jalan tikus yang jarang di lewati itu. Jalan itu penuh hutan yang lebat di kiri dan kanannya, dengan batang sepemelukan orang dewasa.

Akhirnya, setelah perjuangan yang panjang dan melelahkan, mereka mencapai kuburan. Tanah kuburan yang lembut menyambut mereka dengan keheningan yang mencekam.

Peti mati yang mereka pikul sekarang terasa lebih berat dari sebelumnya, seolah-olah mencoba menahan mereka agar tidak mencapai tujuan akhir.

"Kita harus segera menguburkannya," kata seorang wanita dengan suara serak.

"Kami harus menguburkannya di sini," kata seorang lelaki tua dengan nada berat. "Ini adalah bekas kuburan lama, waktu itu masyarakat masih tinggal di sini sebelum pindah ke dekat jalan besar."

Kelompok itu merapatkan barisan dan mulai menggali lubang di tanah yang tersembunyi dalam kegelapan. Bunyi tangan yang menggali bersama-sama terdengar melalui hutan yang sunyi.

Ketika mereka selesai menguburkan mayat itu, keheningan kembali memenuhi tempat itu. Namun, rasa takut masih menghantui hati mereka. Mereka tidak dapat mengabaikan peristiwa aneh yang terjadi sepanjang perjalanan mereka menuju kuburan.

Mereka memulai proses pemakaman dengan penuh perhatian. Tanah digali dengan hati-hati, dan peti mati yang berat itu ditempatkan dengan lembut di dalam liang kubur. Doa-doa terucap dengan lantang, mencerminkan rasa hormat mereka terhadap yang telah meninggal.

Saat akhirnya mereka menutup liang kubur, peti mati itu tiba-tiba terasa ringan kembali. Mereka terkejut dan memandang satu sama lain dengan rasa keheranan yang mendalam.

"Apa yang baru saja terjadi?" tanya seorang pria dengan ekspresi campur aduk.

"Terasa seperti beban yang kami pikul telah hilang," sahut seorang wanita dengan suara gemetar.

Kelompok itu saling memandang, merasakan kelegaan yang tak terungkapkan. Mereka menyadari bahwa peti mati tersebut telah menyerahkan beban terakhirnya kepada mereka, dan kini mereka bebas dari tugas berat itu.

Dalam keheningan kuburan, mereka mengucapkan perpisahan yang terakhir kepada si almarhum. Hati mereka dipenuhi dengan perasaan lega dan sedikit kelegaan. Perjalanan panjang yang penuh misteri dan keanehan akhirnya berakhir.

Mereka meninggalkan kuburan dengan hati yang ringan, menapaki jalur kembali melalui hutan yang sunyi. Hujan telah berhenti, dan bulan kini menerangi jalanan mereka. Mereka saling menguatkan satu sama lain, membawa kenangan malam itu dalam hati mereka.

Kisah peti mati yang bergoncang sendiri dan menjadi berat hingga akhirnya ringan lagi menjadi cerita yang tak kan pernah mereka lupakan. Keajaiban dan keanehan yang melingkupi perjalanan mereka akan terus menjadi misteri yang tersembunyi dalam ingatan mereka.

Namun, setiap kali mereka melintasi hutan yang lebat, mereka akan teringat pada malam itu. Malam ketika mereka memikul peti mati dengan segala ketakutan dan keheranan, hingga akhirnya membebaskannya ke dalam kuburan yang damai.

Apa lagi hanya setengah dari kelompok itu yang berhasil mencapai kuburan, tetapi yang mereka temukan adalah area hutan yang lebih lebat dan gelap. Kayu-kayu besar dan rimbun menghalangi jalan mereka.

Seorang wanita muda yang awalnya diam, akhirnya mengeluarkan suara, "Kenapa kita menganggap semua ini hanya kenakalan almarhum? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Semua orang terdiam. Mereka saling pandang, menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak wajar dalam kejadian malam itu.

"Saya dengar cerita bahwa orang yang mati dengan cara tidak wajar akan menghantui orang-orang yang menyia-nyiakan hidupnya," kata seorang pria dengan suara lirih.

Wanita muda itu menelan ludah. "Apakah kita telah membuat kesalahan dengan menguburkan mayat ini di tempat yang salah?"

Mereka terdiam dalam keheningan gelap gulita, menyadari bahwa mereka telah membuat keputusan yang mungkin berdampak buruk pada mereka semua. Ketakutan merayap di antara mereka, tetapi mereka tidak dapat melarikan diri dari konsekuensi dari apa yang telah mereka lakukan.

Hujan semakin reda, meninggalkan jejak tetesan air di dedaunan yang basah. Suara pepohonan berbisik-bisik, seakan-akan mengungkapkan rahasia kehidupan yang tersembunyi di antara bayang-bayang malam.

Kelompok itu menyusuri jalannya kembali ke dunia luar. Namun, di lubuk hati mereka, rasa bersalah dan kecemasan masih membayangi. Mereka tahu bahwa malam itu telah meninggalkan bekas yang dalam hidup mereka.

Tahun-tahun berlalu, dan kelompok itu masih saling menjaga rahasia yang terkait dengan peristiwa misterius di dalam hutan itu.

Setiap kali hujan turun, bau semerbak kembali mengingatkan mereka pada kejadian yang tidak bisa mereka lupakan. Perjalanan gelap mereka menuju kuburan telah membawa mereka pada pengalaman yang tak terlupakan dan merubah hidup mereka selamanya.

Dalam keheningan, mereka mengingat mayat yang telah mereka kuburkan dan keputusan yang mereka buat. Setiap langkah mereka menuju kuburan membawa mereka lebih dekat pada kebenaran yang mereka coba sembunyikan.

Apakah itu kenakalan almarhum atau mungkin ada sesuatu yang lebih dalam dari itu, mereka tidak akan pernah tahu.

Kisah mereka tentang malam yang penuh kegelapan dan misteri ini, akan tetap tertutup rapat dalam hati mereka. Mereka membawa beban yang tak terucapkan sepanjang hidup mereka, mengenang perjalanan menuju kuburan yang berakhir dalam kegelapan yang gelap gulita dan menguburkan mayat yang penuh rahasia.

Namun paling tidak mereka lega sekarang, karena almarhum berasal dari tanah dan sekarang telah kembali menjadi tanah. Semoga jalan pulangnya lapang tanpa beban dan dia juga tidak mengganggu yang masih hidup.

***

Data Pribadi:

Nama: Yovinus

Asli: Kalimantan Barat

Jenis Kelamin: laki-laki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun