Saya merasa tertinggal dari teman-teman saya. Mereka sudah bekerja, ada yang melanjutkan studi ke luar negeri, bahkan ada yang sudah menikah. Sedangkan saya? Saya masih bertanya-tanya: ke mana arah hidup ini seharusnya saya bawa."
Seorang mahasiswa dalam sesi diskusi terbuka kampus
Kalimat itu begitu menancap dalam. Bukan karena isinya luar biasa, tapi karena sangat jujur. Terlalu banyak dari kita yang sedang menjalani fase serupa merasa tertinggal.
Merasa seperti semua orang sudah melesat jauh, dan kita masih sibuk memunguti serpihan semangat untuk melangkah. Merasa tidak berguna, kalah cepat, dan mulai berpikir, "Apa aku gagal?"
Tapi bagaimana kalau semua itu bukan pertanda kegagalan, melainkan... proses pembentukan?
Bagaimana kalau Tuhan memang sedang menyiapkan sesuatu yang lebih dalam dan bermakna yang hanya bisa hadir lewat perjalanan yang lambat dan melelahkan?
1. Dunia yang Terbiasa Membandingkan
Di lingkungan kampus, media sosial, bahkan dalam keluarga, kita hidup dalam sistem yang tanpa sadar membandingkan satu sama lain:
"Dia sudah lulus tepat waktu."
"Dia udah kerja di BUMN."
"Kamu kapan nyusul?"