Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ternyata FYP Media Sosial Kita Sudah Dikendalikan

1 September 2025   01:22 Diperbarui: 1 September 2025   01:20 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Gatot Soebroto arah Slipi, Jakarta ditutup massa aksi yang menggelar demo di Gedung DPR (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

Ada fenomena menarik pasca konferensi pers oleh Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, pada Minggu, 31 Agustus 2025 pukul 19.30. Media sosial mendadak seperti direfresh dan tak lagi menampilkan berita demo DPR. 

Hal ini terjadi baik di Instagram maupun Tik Tok. Pada pukul 20.00, tampilan FYP (For Your Page) yang semula hampir 90%  berisi tentang demo DPR, seketika bersih seolah tidak terjadi apa-apa di Indonesia. Berganti dengan konten yang biasa dinikmati sehari-hari. Tak ada satupun berita demo yang saya temukan, sehingga harus melakukan pencarian akun atau kata kunci tertentu untuk mendapat feed demo DPR. 

Sebagai informasi, di media sosial, FYP adalah halaman rekomendasi di aplikasi Instagram dan TikTok yang menampilkan feed post berdasarkan algoritma yang dipersonalisasi pada setiap akun, sesuai dengan minat, interaksi dan juga trend yang sedang berkembang.

Maka sewajarnya, dalam keadaan Negeri yang belum pulih ini, FYP kita masih dipenuhi oleh feed tentang Demo di berbagai wilayah. Setidaknya perlu waktu berhari-hari untuk topik itu berangsur menghilang, selaras dengan pulihnya Negara ini. 

Saya tidak terlalu kaget ketika fitur "Live" bisa dinonaktifkan, meskipun keputusan itu sangat mengganggu masyarakat yang ingin ikut memantau aksi demo dari mana saja. Tapi pengkondisian FYP, rasanya tidak masuk akal. 

Saat melihat kolom komentar pada post berkaitan demo, ternyata komen netizen pun selaras. 

"FYP demoku mendadak ilang" komen seorang netizen Tik Tok yang mendapat 669 like. 

"Iya lagi, keluar apk (aplikasi) bentar udh ilang fyp demonya" balas yang lain. 

"Iyya ih malah vid (video) lama yg fyp" 

Dan diikuti berbagai komentar senada, seperti yang muncul pada tangkapan layar berikut. 

Tangkapan layar di media sosial (Sumber: dok pribadi)
Tangkapan layar di media sosial (Sumber: dok pribadi)

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar. 

Apakah selama ini kita telah diarahkan oleh "aktor yang tak kasat mata" untuk terus mendapat bombardir umpan provokasi melalui media sosial? 

Apakah selama ini kita diperalat oleh mereka yang memiliki kepentingan untuk bisa ditunggangi, demi merusak kestabilan Pemerintahan Negara? 

Terlepas dari emosi kita pada Pemerintah, tentu ini menjadi sebuah pertanyaan besar yang perlu kita gunakan menjadi refleksi. Bahwa, sangat mungkin bagi sang dalang untuk mengendalikan, memprovokasi dan memberikan teror keamanan seluruh masyarakat melalui media sosial secara masif dan terstruktur dengan ternak akun provokatif selama berminggu-minggu untuk bisa bergerak sesuai dengan keinginan mereka.

Kita sudah sama-sama paham bahwa setiap kerusuhan di Negara ini selalu dipicu dengan provokasi di media sosial oleh akun-akun yang khusus diternak demi kepentingan tertentu. 

Namun masyarakat seolah dipaksa menelan satu-satunya menu busuk di layar handphone yang mereka hadapi berjam-jam setiap hari.  Seolah tak diberi napas dan tak diberi kesempatan untuk mengalihkan perhatian. 

Tanpa mengesampingkan rasa syukur bahwa intimidasi kepada Pemerintahan akhirnya mulai membuat Pemerintah dan perwakilan rakyat membuka hati untuk mendengarkan masyarakat dan berbenah diri, fenomena ini sangat mengkhawatirkan.

Sudah terlalu banyak yang dikorbankan. Berita duka terus bertambah, gedung-gedung dibakar, berbagai fasilitas umum dirusak. Sebesar itukah yang harus kita "bayar"?

Provokasi ini sangat berbahaya bagi perekonomian, keamanan, keselamatan dan tentunya makin merusak kepercayaan publik pada Pemerintah. Memecah belah Bangsa dan menimbulkan kebencian satu sama lain.

Apa yang masih bisa kita percaya di Negara ini? 

Menurut Anda, apakah refresh  FYP ini bagian dari kebijakan Pemerintah untuk semakin meredam aksi, atau masih menjadi bagian permainan sang dalang?

Mari kita rapatkan barisan dan menggunakan kepala dingin sebelum bergerak. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun