Bismillahirrahmanirrahim.
Akhir-akhir ini banyak di Kompasiana yang membahas tentang calon mertua ketus. Dan saya akan membahas tentang hal tersebut dari sudut pandang saya sendiri.
Setiap orang pasti akan menikah. Menikah artinya akad perkawinan yang mengikat seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk hidup bersama sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, sesuai dengan hukum agama dan undang-undang yang berlaku. Orangtua dari suami atau istri kita disebut mertua.
Tidak ada yang tahu pasti kita akan berjodoh dengan siapa, namun jodoh pilihan Allah SWT itu pastilah yang terbaik. Jika jodoh pilihan Allah SWT terbaik, maka calon mertua kita pastilah yang terbaik, mau dia baik hati atau ketus alias suka marah-marah.Â
Ketus artinya tidak ramah atau kasar, sering digunakan untuk menggambarkan sikap atau cara bicara yang menyakitkan atau tidak menyenangkan hati orang lain.
Sejak kecil kita diajarkan, bahwa kita harus sayang pada orangtua dan jangan durhaka pada mereka. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat al-Isra ayat 23:Â
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduanya sampai usia lanjut di sisimu, maka sekali-kali janganlah engkau mengucapkan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak mereka, serta ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Hal tersebut juga berlaku untuk calon mertua. Mertua sama saja dengan orangtua kita, walaupun kadang suka marah atau berkata kasar (atau kata-kata yang tidak menyenangkan hati), dia keluarga kita juga, dan marahnya mertua itu pertanda sayang pada menantu.Â
Karena kita yakin, sebenarnya dalam hati, calon mertua kita adalah orang yang baik. Kalau toh marah, dia ingin menantunya jadi orang yang kuat dan tidak bermental lembek.
Sayangilah calon mertua kita sebagaimana kita menyayangi orangtua kita yang menyayangi kita sejak kecil. Dengan begitu, kita akan menjadi menantu yang berbakti dan mendapatkan tempat terbaik di surga Allah SWT bersama orang-orang yang beriman. Terutama yang memperlakukan mertuanya dengan baik.
Tabik,
Yudhistira Mahasena