Sebagian Generasi Z memang memiliki kemampuan sangat baik dalam menggunakan media sosial. Mereka ahli dalam membuat konten, dan menghasilkan banyak uang, jauh melebihi pegawai-pegawai senior yang telah bekerja bertahun-tahun. Namun ada berapa banyak generasi Z yang bisa melakukannya?
Mereka yang berhasil tentu sangat mudah untuk dapat membeli rumah secara cash atau bahkan membeli tanah dan membangun rumah sesuai keinginan mereka sendiri.Â
Namun bagi sebagian besar dari mereka, yang penghasilannya masih di level rendah hingga menengah, tentu membeli rumah secara kredit-lah yang paling memungkinkan.Â
Di sisi lain, ketidakpastian kerja, dan lokasi yang mudah berpindah membuat mereka menganggap bahwa membeli rumah secara KPR, menjadi sesuatu hal yang menakutkan dan serba tak pasti.
Pekerjaan yang tak tetap, gaji yang tak tetap, lokasi pekerjaan yang berpindah-pindah, membuat mereka menjadi  "takut berkomitmen jangka panjang".Â
Mereka juga akan susah mengajukan KPR. Karena salah satu syarat mengajukan KPR adalah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Syarat ini tentu sulit dipenuhi oleh sebagian besar gen Z.Â
Pemerintah melalui Kementerian PUPR sesungguhnya telah mengeluarkan  program pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan tidak tetap untuk bisa memperoleh bantuan melalui program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Program ini diberikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sektor pekerjaan informal/ non fixed income yang telah mempunyai tabungan dalam rangka pemenuhan sebagian uang muka perolehan Rumah, hingga sebesar 40 juta rupiah.
Program ini bisa sangat membantu, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
Namun tentu ada banyak persyaratan bagi pemohon dan juga berbagai ketentuan aturan rumah yang bisa mendapat bantuan.
TANTANGAN BESAR
Tantangan besar bagi Bank dan perumahan di masa kini dan mendatang adalah mencari solusi program yang tepat bagi kondisi gen Z saat ini. Mungkin saat ini masih terlalu dini bagi mereka untuk memikirkan pemilikan rumah. Namun 3-5 tahun lagi, akan ada kebutuhan besar bagi rumah tangga Gen Z baru.Â