Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pelajaran Berharga dari Ibuku

25 Agustus 2021   14:21 Diperbarui: 25 Agustus 2021   14:29 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibu memberikan bekal makanan (Freepik/Gpointstudio)

Sejak SMP aku suka main ke rumah teman sampai sore. Aku juga sering ikut ekskul ini itu yang intinya hanya karena ingin main dan punya banyak teman saja.

Sementara kakak adikku tipe yang lebih suka di rumah. Baca Majalah Bobo, Majalah Kawanku, komik dan Harry Potter. Anjuran "di rumah saja" saat  pandemi covid ini tampaknya tak ada artinya bagi mereka yang dari dulu memang suka di rumah saja.

Jelas aku tampak "berbeda" diantara dua anak manis penurut dan di rumah saja seperti mereka.

Kondisi terus berlanjut hingga SMA dan kuliah. Karena semakin dewasa, tampaknya mami mulai kuatir dengan pergaulanku. Padahal temanku juga aku kenalkan dan aku sering ceritakan. Banyak yang sudah main ke rumah juga.

"Alamat rumah : Jalan Kebahagiaan no.123, Taman Indah, Solo 12345" (jelas ini alamat samaran hihihi) Kira-kira begitulah isi pesan dari mami. Aku tertawa sekaligus panik dan bergegas pulang.

Itu bukan pesan yang dikirimkan karena mamiku takut aku hilang. Itu pesan ancaman dibalut candaan dari mami. Pesan sarkas karena aku tak pulang-pulang. "Takutnya udah lupa alamat rumah" kata Mami.

Saat kuliah Mami kerap marah karena aku sering pulang malam. Beberapa kali aku membuatnya menangis karena hal ini. Aku saat itu merasa tak salah. Karena aku  sedang latihan intensif marching band yang akan ikut kejuaraan di Bali.
Beberapa kali papi sampai menjemputku. (Baca juga: Hubungan Ayah dan Anak Perempuan Selalu Spesial)

Dulu aku tak paham kenapa Mami "drama" sekali. Sampai nangis-nangis kalau aku pulang malam.

Semakin dewasa aku paham, aku anak perempuan. Tak bisa sembarangan pulang sore atau malam. Ada banyak bahaya yang mungkin terjadi. Bisa jadi motorku bermasalah di jalan, atau ada begal, penipuan, penculikan, atau pemerkosaan. Naudzubillah min dzalik.

Pentingnya Pendidikan

Mami sangat peduli pada pendidikan. Meski anaknya perempuan semua, semua dibekali pendidikan tinggi. Plus bermacam les yang sesuai dengan minat. (Baca juga : Jadi, Bakat dan Passionku Apa?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun