Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Tetap Bahagia

10 Agustus 2021   11:42 Diperbarui: 10 Agustus 2021   12:21 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu rumah tangga memasak sambil mengurus anak ( Freepik/ sanivpetro)

Status saya saat ini masih menjadi pegawai sebuah institusi Negara. Namun saya di rumah sudah hampir 2 tahun. Bukan karena Work From Home (WFH) akibat pandemi. Saya mengambil cuti 2 tahun akibat stres berat di tempat kerja dan sekalian ingin fokus untuk program memiliki keturunan.

(Untuk detil ceritanya, baca juga: Dia Tidak Romantis, Tapi Dia Lakukan Ini!)

Selama 2 tahun ini menjadi waktu bagi saya juga untuk nantinya harus memutuskan apakah saya akan melanjutkan pekerjaan saya atau menjadi ibu rumah tangga.

Tulisan ini juga terinspirasi dari tulisan ibu Johara Masruroh, yang berjudul "Dilema Perempuan Bekerja dan Curhat Lainnya".

Sebenarnya saya sudah lama ingin menuliskan tentang keresahan saya diantara dua keputusan besar ini. Jelas bukan keputusan mudah. Saya lulusan S2. 

"Apa kata orang kalau hanya di rumah saja?" pikirku. Apalagi statusku di kantor sebagai PNS, yang saya dapatkan dengan hasil berkompetisi dengan puluhan ribu pelamar.

"Sudah dapat, kok malah mau keluar begitu saja. Apa tidak sayang?" banyak yang bertanya demikian.

Namun nyatanya tidak semudah itu keadaan saya. Dengan memiliki waktu 2 tahun ini, saya menjadi bisa berpikir dengan lebih tenang. 

Buat Anda yang masih galau menjadi ibu rumah tangga, semoga ini bisa membantu!

Identitas Baru

Tampaknya identitas sebagai "Ibu Rumah Tangga" tidak menarik dan tidak keren. Kesannya seperti emak-emak berdaster atau ibu-ibu tukang gosip saja. Urusannya beres-beres rumah dan memasak di dapur dan mengurus anak. Lebih keren kalau menyebut diri sebagai PR/humas, akuntan, pengacara, dokter, PNS  atau pekerjaan lainnya.

Rubah mindset dan diri Anda supaya tidak merasa seperti itu. Meskipun enak pakai daster, saya pun tidak menggunakan daster di rumah. Hehehe. 

Ada banyak cara untuk tetap stylish meski di rumah saja, tentu saja dengan bahan yang nyaman. Buat diri Anda merasa keren meski di rumah saja, sehingga mindset seperti itu hilang dari pikiran. Anggap saja diri kita seperti Shandy Aulia, Shireen Sungkar atau Nabila Syakieb untuk memotivasi diri!

Sibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat yang lainnya. Meskipun tidak meninggalkan pula pekerjaan rumah tangga.

Cari Aktivitas Baru

Jangan hanya mengurus rumah tangga dan anak. Luangkan waktu untuk diri sendiri, bisa dengan melakukan hobi atau menekuni passion yang sebenarnya kalian suka. (Baca juga: "Jadi, Bakat dan Passionku Apa?")

Lakukan hal-hal yang Anda sukai dan cobalah menggeluti dengan serius, siapa tahu dapat menghasilkan uang juga tanpa harus banyak meninggalkan rumah.

Bisa menulis, melukis, yoga, desain interior, memasak, membuat kue, membuat kerajinan atau berkebun. 

Saya sendiri kemarin banyak mencoba hal baru. Termasuk menulis ini. Tidak menghasilkan uang memang, K-Rewards saya anggap sebagai hiburan saja. Tapi saya menulis bukan untuk K-Rewards. Lebih untuk menyalurkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat. Otak kita pun jadi terus terasah dengan rajin membaca. Urusan uang, aku yakin akan mengikuti usaha dan kerja keras kita.

Aktualisasi Diri

Menjadi ibu rumah tangga sering ditakuti wanita, tidak bisa memiliki sarana aktualisasi diri. 

Padahal pada teori Maslow, aktualisasi diri menjadi puncak pencapaian kebutuhan manusia. Apakah dengan menjadi ibu rumah tangga tidak bisa? Tentu tetap bisa! Asal punya kemauan.

Pada dasarnya semua manusia punya kesempatan yang sama untuk berhasil dan menjadi orang sukses. Banyak pula orang yang bekerja  tapi hanya menghasilkan uang tanpa karya dan prestasi yang berarti. 

Bisa jadi dia mentok dalam karir, bisa karena pendidikannya tidak memungkinkannya bersaing dalam karir, bisa juga karena tidak mengembangkan kompetensinya atau memang tidak menyukai pekerjaannya. Jadi tantangannya sama saja.

Dengan menjadi ibu rumah tangga, bukan berarti Anda memupus semua impian. Anda bisa tetap berkarya melalui hobi, bakat dan passion Anda tadi. Saat anak-anak sudah lebih mandiri dan bersekolah. Anda akan punya lebih banyak waktu mengembangkannya.

Bukan tidak mungkin, Anda menjadi penulis buku, seniman, aktivis organisasi, berbisnis, menjadi freelancer, menjadi broker properti atau pekerjaan lainnya di luar kantoran.

Tetap Bersosialisasi

Saya merasakan sekali perubahan ketika di rumah dan tidak bekerja adalah dari sisi sosial. Saya yang setiap hari bertemu orang, memiliki banyak lingkungan pergaulan, tahu-tahu menjadi merasa sendirian.

Saran saya, jangan menutup diri pada pergaulan. Ikutilah komunitas sesuai minat, sekali-sekali ikuti kursus memasak atau make up untuk menambah teman baru. Bisa juga bergabung dan aktif dalam suatu organisasi. Bina hubungan dengan baik, hadiri setiap pertemuan, atau bisa juga janjian dengan teman yang Anda merasa paling cocok.

Anda bisa bertemu dengan teman-teman lama masa sekolah atau kuliah yang sama-sama menjadi ibu rumah tangga. Karena memiliki latar belakang yang sama maka Anda akan merasa memiliki teman yang lebih mengerti perasaan Anda. Anda pun tidak perlu kuatir merasa sedih karena teman menceritakan kesibukan pekerjaan.

Dengan tetap bergaul dan bersosialisasi, Anda akan menjaga kewarasan. Anda bisa bertukar pikiran, ide serta saling mendukung satu sama lain.

Jangan Membandingkan!

Tidak semua wanita bahagia bekerja. Ada yang terpaksa bekerja karena penghasilan suami tak cukup, ada yang karena suami sudah tiada atau berpisah, ada juga karena terlilit hutang. Padahal sesungguhnya dia ingin merawat anak di rumah.

Tidak semua wanita yang niat bekerja pun bahagia dengan pekerjaannya. Banyak pula yang tidak bahagia dengan pekerjaannya. Stres di tempat kerja, bekerja tak sesuai passion, sering bertengkar dengan teman atau pimpinan, tapi tidak berani mengambil keputusan resign karena sadar mencari pekerjaan lagi itu tidak mudah.

Intinya, tidak semua wanita bekerja itu pasti lebih bahagia.

Berbahagialah dengan apa pun yang Anda jalani saat ini. Jangan menyamakan masalah Anda dengan orang lain. Setiap orang punya alasan sendiri untuk memilih bekerja atau tidak bekerja.

Tetap Memanjakan dan Merawat Diri

Meskipun di rumah saja dan jarang bertemu orang, jangan lupa untuk tetap merawat diri. Tak perlu mahal-mahal. Sesuai dengan isi dompet saja. Tapi yang pasti memanjakan diri dan merawat diri itu wajib. Ini penting untuk Anda sendiri dan juga penting untuk membahagiakan suami.

Namun kalau saya boleh saran. Rawatlah diri untuk diri Anda sendiri. Siapa yang tidak senang terlihat cantik, sehat dan tetap memiliki badan yang proporsional. Maka jangan lupa juga tetap berolah raga dan menjaga asupan makanan yang seimbang.

Membagi Pekerjaan dengan Suami

Suami saya sendiri tipe yang mau melakukan pekerjaan rumah. Tapi saya paham, tidak semua suami mau melakukan hal seperti ini dan menganggap urusan beres-beres adalah tugas istri, persis seperti cerita teman Ibu Johara.

Anda bisa mengkomunikasikan dengan suami baik-baik. Bukan dengan menyindir atau marah-marah ketika suami tidak membantu di rumah. Bicarakan kalau Anda juga membutuhkan waktu istirahat dan ingin membagi tugas.

Setidaknya menyapu rumah atau mencuci piring. Biarkan dulu kalau kurang bersih, ingatkan dengan cara yang baik. Setidaknya dia sudah mau membantu, bukan? Puji niat baiknya dan ucapkan terima kasih.

Jangan Kuatir Soal Keuangan

Sebenarnya rezeki itu benar-benar rahasia Allah. Saya awalnya termasuk yang takut hidup susah kalau tidak sama-sama bekerja. Lalu saya dan suami sama-sama melihat contoh dari keluarga dan teman-teman.

Ada yang suami saja yang bekerja, namun berhasil jadi pejabat, hidup makmur. Ada pula yang berbisnis suami istri, sukses juga. Ada juga yang bekerja dua-duanya tapi sukses juga.

Sebaliknya ada pula yang salah satu bekerja dan terlihat susah. Ada juga yang bekerja semua tapi tetap susah.

Rejeki itu dari Allah. Bukan berarti kalau bekerja keduanya pasti lebih sukses dan bahagia,  dan kalau hanya suami yang bekerja maka tidak akan hidup makmur.

Semua tergantung karakter dan mentalitas dalam bekerja. Keinginan kuat dalam membangun diri, usaha dan kerja keras, dukungan pasangan dan jangan lupa yang paling penting, kemampuan dalam mengatur keuangan atau pemasukan.

Tetap Belajar

Menjadi ibu rumah tangga harus tetap belajar, membaca buku, mencari ilmu yang bermanfaat, upgrade diri dan ikuti perkembangan sosial.

Ketika kita bekerja, otomatis setiap hari kita ngobrol dan banyak bersosialisasi. Banyak informasi kita dapatkan dari rekan kerja.
Saat sendirian di rumah, hal ini menjadi tantangan tersendiri. Makanya kita harus aktif mengikuti perkembangan berita, mengikuti perkembangan trend dan juga upgrade diri dengan membaca buku.

Seorang sahabat saya contohnya, dia ikut kursus singkat bahasa asing dan desain. Sekarang sudah dia terapkan dan ada beberapa pesanan. Menarik bukan?

Bagaimana dengan Pendidikan?

Saya pun bergelar M.Sc. Apakah lantas tidak berguna kalau saya tidak bekerja?

Tentu saja bisa berguna, kalau saya memanfaatkannya dengan baik. Bisa saja nanti saya ikut aktif dalam suatu organisasi, atau menulis bisa juga ikut penelitian. Tergantung saya, mau atau tidak? Yang pasti sementara ini saya masih fokus dengan program kesehatan saya sendiri.

Ilmu Anda juga pastinya bermanfaat dalam mendidik anak. Ibu yang terdidik akan menghasilkan generasi  yang cerdas pula. Disini Anda memiliki banyak kelebihan. Anak lain yang di rumah bersama pengasuh tentunya tidak dapat banyak menanamkan nilai-nilai dan mendidik anak dengan maksimal.

Anda pun bisa mendidik sesuai ilmu parenting yang baik. Bayangkan bila Anda seharian di kantor, kapan menerapkannya? Akhir pekan pasti sudah lelah, dan fokus untuk istirahat dan refreshing.

Waktu Berkualitas dengan Keluarga

Dengan menjadi ibu rumah tangga, maka harus kita syukuri, karena memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga. Baik suami maupun anak.

Anda akan memiliki kedekatan yang baik dengan anak, memiliki waktu untuk memanjakan suami dan juga punya waktu untuk memperhatikan mereka. Banyak sekali anak-anak di kota besar kehilangan kedekatan dengan orang tuanya. Merasa orang tuanya tidak memperhatikan atau tidak mengetahui kebutuhan dan keinginannya.

Suami saya pun mengakui jauh merasa lebih bahagia ketika saya di rumah. Karena saya ada waktu untuk mendengarkan ceritanya setiap dia pulang ke rumah. Saya juga tidak emosian, dan kami jarang bertengkar. Dia senang saat saya memasak untuknya atau sekedar membuatkannya minuman saat pulang kerja.
*
Itulah yang saya bisa simpulkan selama masa "pertapaan" saya. Saya tidak takut lagi menjadi ibu rumah tangga. Keduanya sama-sama ada lebih dan kurangnya. Saya akan mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saya.

Pesan untuk Para Suami

Jangan memaksakan keinginan Anda pada istri. Komunikasikan dan dengarkan pendapatnya. Cari solusi bersama dan jangan memaksakan pendapat Anda.

Istri yang bahagia adalah sumber kesuksesan suami dan juga sumber kebahagiaan anak.

Pahami perasaannya dan ketakutannya serta timbang baik buruknya bersama-sama. 

Jangan lupa, jangan membiarkan Istri bosan dan kelelahan mengurus rumah tangga. Bantulah pekerjaan rumah sesekali dan berikan izin untuk bersosialisasi serta mengembangkan hobinya.

.
Semoga bermanfaat dan bisa membantu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun