"Uangnya nggak cukup buat sampai akhir bulan, ini Dimas sudah mau pendaftaran sekolah juga lho beberapa bulan lagi. Gimana nanti?", keluh Dinda pada suaminya.
"Aku nggak ada pilihan lain. Ayah juga butuh untuk berobat. Â Yasudah yang penting kita masih bisa makan. Rejeki masih bisa dicari", ujar Juna menenangkan.
Dinda kewalahan mengatur keuangannya rumah tangganya. Dia pun sudah berusaha untuk berjualan online untuk menambah pemasukan keluarganya. Keinginan pribadi tidak sempat hinggap diotaknya. Sekarang yang dia pikirkan bagaimana agar rumah tangganya dan orang tuanya dapat tercukupi, perut terisi dan tagihan terbayar.
Kejadian yang dialami Dinda dan Juna banyak dialami oleh banyak pasangan lain. Dilema antara kebutuhan sendiri dan anak atau orang tua. Sementara orang tua sudah tidak berpenghasilan, pun juga tidak memiliki tabungan dan aset yang bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi kebutuhan mendesak.
Fenomena yang mereka alami disebut sandwich generation atau generasi sandwich. Generasi sandwich  adalah orang yang menginjak masa dewasa yang terjepit di antara orang tua dan anak yang semakin tumbuh dewasa. Mereka yang berada di posisi ini harus menanggung biaya hidup orang tua, anak, sekaligus diri mereka sendiri.
Kenapa? Salah siapa?
Kalau  mau jujur ini adalah akibat orang tua yang  tidak memiliki persiapan keuangan untuk masa pensiun. Padahal masa produktif itu sudah jelas hanya sampai maksimal 60 tahun. Jadi seharusnya sudah ada persiapan tabungan yang cukup baik dalam bentuk uang maupun aset untuk menjadi persiapan biaya hidup ketika sudah tidak produktif lagi.
Kuranfnya kontrol diri dalam menggunakan uang dan kurangnya pemahaman akan arti menabung dan mengembangkan aset akhirnya menjadi bom waktu saat mendekati masa pensiun. Mana sempat!
Bukannya itu sudah jadi tanggung jawab anak untuk menafkahi orang tua yg sudah lansia?
Ketika orang tua sudah tidak memiliki penghasilan maupun aset maka secara moral maupun agama anak bertanggung jawab atas kewajiban untuk menafkahi orang tuanya. Hal itu benar. Namun jangan lupa bahwa ketika seseorang anak ini telah berkeluarga dan memiliki anak dalam perkawinannya maka dia memiliki tanggung jawab lebih besar kepada istri dan anaknya.
Sehingga masalah sandwich generation ini seringkali menjadi penyebab kemiskinan. Karena beratnya dan besarnya tanggungan seseorang untuk menafkahi keluarganya. Lalu bagaimana keluarga Juna bisa menabung bila keuangannya pun berantakan karena harus membiayain orang tuanya? Inilah yang akhirnya menyebabkan permasalahan generasi sandwich terjadi turun temurun.
Solusi Sandwich generation
Kita harus putus mata rantainya dari kita. Anak bukan investasi. Anak adalah tanggung jawab orang tua. Sehingga wajib bagi setiap orang tua untuk mempersiapkan dana pensiun. Syukur, saat ini sudah banyak media mapun media sosial yang membagikan konten tentang finansial. Hal ini menjadi pengingat bagi kaum milenial untuk mulai menabung dana pensiun. Susah? Sudah pasti! Tapi memang harus diputus mata rantainya.
Enak dong Abdi Negara, Sudah pasti dapat pensiun!
Dana  pensiun bagi abdi negara bukan diberikan cuma-cuma,  mun dipotong dari gajinya setiap bulan untuk menjadi tabungan pensiun. Jadi tabungan tersebut memang hak mereka. Dengan kata lain, kalian yang bukan abdi negara  juga bisa punya dana pensiun, kalau mulai dari sekarang menyisihkan tabungan secara rutin untuk hari tua.