Mohon tunggu...
Melika Nur Jihan
Melika Nur Jihan Mohon Tunggu... Penulis - Ekspresikan ide-idemu ;). Jangan menjiplak seluruh tulisan dalam blog ini !!

Selamat berekspresi semua ;)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Potret Malpraktik Pendidikan di Indonesia

28 Juni 2020   05:58 Diperbarui: 28 Juni 2020   06:34 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dengan demikian, hidup kitapun dipenuhi oleh masa bodoh yang dapat membuat kita menjadi tertinggal dari yang lain. Itulah beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia miskin akan ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga sangat layaklah jika Indonesia disebut sebagai negara terbelakang dari negara-negara lainnya. Adanya berbagai faktor tersebut, segalanya tak akan lepas dari berbagai malpraktik. Oleh karena itu, kita akan membahas berbagai penerapan malpraktik pendidikan yang di Indonesia.

Bentuk-bentuk malpraktik pendidikan Indonesia berupa penekanan kemampuan terhadap aspek berhitung, membaca, dan menulis. Selain itu, tolak ukur prestasi juga harus ditentukan berdasarkan angka nilai yang diperoleh dari ketiga aspek kemampuan tersebut. 

Jika kita ingin mendapatkan sebuah nilai maka kita harus melalui berbagai bentuk ujian bilamana ujian itu sendiri merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik untuk memperoleh suatu capaian. Evaluasi itulah yang dimanfaatkan oleh setiap tenaga pendidik untuk menentukan layak tidaknya mereka untuk memperoleh capaian itu melalui nilai yang telah mereka peroleh dalam menempuh berbagai ujian tersebut.

Klasifikasi ujian terbagi atas 2 kelompok, yakni berdasarkan waktu dan berdasarkan bentuk pelaksanaannya. Jika ditinjau berdasarkan waktunya, ujian terbagi atas 5 waktu, seperti ulangan harian merupakan evaluasi yang dilakukan secara harian, ujian tengah semester merupakan evaluasi yang dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan sejak dimulainya proses pembelajaran, ujian semester merupakan evaluasi yang dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan sejak dimulainya proses pembelajaran, ujian sekolah merupakan evaluasi yang dilakukan pada tahap akhir dari seluruh rangkaian ujian pada tingkat sekolah, maupun ujian nasional merupakan evaluasi yang dilakukan pada tahap akhir dari seluruh rangkaian ujian pada tingkat nasional. 

Ujian nasional dan ujian sekolah itulah yang dimanfaatkan oleh pemerintah pusat maupun setempat untuk menentukan layak tidaknya peserta didik untuk lulus di sekolah tersebut. 

Adapun klasifikasi ujian yang ditinjau berdasarkan bentuk pelaksanaannya, yakni berupa ujian tertulis maupun ujian praktik. Ujian praktik merupakan ujian yang tersaji dalam bentuk praktik terapan sedangkan ujian tulis merupakan ujian yang tersaji dalam bentuk soal tertulis. Bentuk ujian tulispun juga terbagi menjadi 1 klasifikasi berdasarkan sistem pelaksanaannya, yakni berupa online maupun offline. Persamaan dari kedua sistem tersebut, yakni kedua ujian tersaji dalam bentuk soal tertulis. 

Perbedaannya, terletak pada wadah yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan dari soal tersebut bilamana wadah yang digunakan untuk menjawab soal offline berupa sebuah kertas sedangkan wadah yang digunakan untuk menjawab soal online harus melalui jaringan internet yang terkoneksi pada suatu perangkat elekronik, seperti komputer/laptop maupun handphone.

Pada tahun 2018, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendi, membuat kebijakan baru terhadap soal Ujian Nasional, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Kebijakan yang ia miliki, yakni akan membuat soal ujian menjadi lebih sulit dari tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, dia membuat kebijakan tersebut agar dapat meningkatkan kemampuan seluruh peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan suatu persoalan, khususnya dalam soal berhitung. Persoalan ini juga merupakan bagian dari bentuk malpraktik pendidikan yang diterapkan di Indonesia.

Berdasarkan pemaparan di atas, kita telah mengetahui ruang lingkup ujian itu sendiri bilamana fungsi utama dari ujian itu, tidak lain hanya untuk menentukan kualitas diri seorang peserta didik selama ia duduk di bangku sekolah tersebut. 

Dengan demikian, diri kita harus selalu berpatokan terhadap setiap ujian yang diberikan untuk terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Padahal, tanpa disadari, sistem ujian ini juga memiliki banyak dampak negatif bagi setiap orang yang menghadapinya. 

Karena ujian berperan sebagai penentu kualitas diri seseorang maka telah dipastikan jika setiap orang menganggap ujian sebagai ajang persaingan untuk memperoleh sebuah prestasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun