Setiap organisasi pada suatu perusahaan pasti memiliki budaya kerja yang berbeda. Hal ini terjadi karena tiap orang memiliki ciri khas dan budaya nya tersendiri yang biasanya terbawa dari keluarga dan lingkungannya. Mulai dari cara dalam berkomunikasi, bahasa, adat, kesenian, dan lain-lain. Faktor ini menciptakan kebiasaan pada kehidupan sehari-hari dan saling memengaruhi satu sama lain termasuk pada perusahaan.
Budaya kerja sendiri dapat diartikan sebagai sebuah sistem mengenai sikap dan landasan perilaku yang rutin dijalankan oleh pekerja saat menjalankan tugasnya dalam suatu organisasi atau perusahaan. Namun, sistem dalam bekerja di tiap-tiap perusahaan pasti berbeda dikarenakan adanya perbedaan budaya. Ada perusahaan yang mementingkan senioritas antar pekerja dan ada perusahaan yang tidak terlalu mementingkan senioritas seperti di Negara Amerika Serikat.
Membahas mengenai perbedaan budaya kerja, berikut beberapa contoh beda nya budaya kerja dalam perusahaan atau kantor di Indonesia dengan Amerika Serikat:
Mengatur Pekerjaan
Jam Kerja
Budaya Senioritas
Dari beberapa perbedaan diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya kerja di Indonesia bisa lebih ditingkatkan lagi. Jika didalam sebuah kantor terdapat keberagaman budaya yang sangat banyak, maka peningkatan bisa dilakukan dari sisi komunikasi. Keberagaman budaya membuat kita harus lebih bisa berbaur dengan rekan-rekan kita. Berkomunikasi untuk memahami perbedaan yang ada dan tidak membeda-bedakan setiap individu dapat menjadi awal agar yang baik. Cara berkomunikasi nya pun harus dengan penyampaian yang jelas dan sopan agar tidak terjadi adanya kesalah pahaman. Adanya keberagaman ini juga membuat kita agar sebisa mungkin bisa mengerti jika ada perspektif yang berbeda dari tiap individu. Kita perlu memahami setiap karakter dan terbuka mengenai kritik maupun saran atau masukan yang diberikan. Karena sesungguhnya keberagaman budaya ini sangatlah penting. Akan ada banyak perspektif dan pemikiran berbeda yang mungkin bisa menciptakan ide-ide baru dan hal positif yang dapat memajukan perusahaan tersebut.
Komunikasi yang terjadi di suatu perusahaan pun biasanya beragam tergantung dari budaya perusahaan itu sendiri. Berikut contoh komunikasi yang terjadi dalam perusahaan:
Gaya Komunikasi Pasif dan Gaya Komunikasi Agresif
Orang dengan gaya komunikasi pasif di tempat kerja biasanya jarang membuka obrolan dan harus didekati terlebih dahulu. Mereka biasanya pendiam atau merupakan orang yang suka menyendiri sehingga diperlukan pendekatan ekstra dan mereka akan lebih mudah berdiskusi jika berhadapan secara langsung dan tidak dalam keramaian. Cara mereka berkomunikasi biasanya lembut dan sopan, dan apabila sudah merasa nyaman saat berkomunikasi dengan rekan lainnya, barulah mereka akan lebih terbuka dan komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
Berbeda dengan orang yang memiliki gaya komunikasi agresif, mereka biasanya berperilaku angkuh, dan suka mengejek. Orang dengan gaya komunikasi ini biasanya bertindak seenaknya dan berucap tanpa di pikirkan terlebih dahulu. Mereka akan sering kali berkomunikasi dengan nada bicara yang meninggi dan suka merendahkan orang lain. Sebisa mungkin bersabar jika memiliki rekan kerja dengan gaya komunikasi agresif, sebisa mungkin menahan diri agar tidak menghiraukan dan tidak tersinggung karena sikapnya. Bicaralah seperlunya tentang apa yang perlu disampaikan dan tetap fokus saja pada pekerjaan yang harus diselesaikan,
Gaya Komunikasi Asertif
Gaya komunikasi asertif adalah gaya komunikasi paling baik. Mereka berkomunikasi dengan baik dan akan secara terbuka mengutarakan pendapatnya. Mereka juga peduli terhadap rekan-rekan kerja sehingga pendapat atau pemikiran yang akan disampaikan pun dipikirkan dengan matang terlebih dahulu. Sangat mudah menjalin komunikasi dengan rekan kerja yang satu ini, karena kepribadiannya yang ramah dan terbuka, namun, tentunya kita harus tetap memahami cara berpikir dan perasaannya.
Berkomunikasi dengan rekan kerja juga bisa menimbulkan konflik. Konflik komunikasi budaya yang umum terjadi di Indonesia adalah konflik kepribadian. Tiap perusahaan pasti punya karyawan dari daerah dan suku yang berbeda-beda. Budaya, karakter, dan cara berkomunikasi setiap individu akan berbeda karena kebiasaan yang dibawa dari daerahnya masing-masing. Konflik seperti ini biasanya terjadi karena persepsi yang salah tentang sikap rekan kerja. Ketika tipe kepribadian yang berbeda bekerja sama, kemungkinan kesalahpahaman tentang karakter akan terjadi. Misalnya ada karyawan yang cenderung terbiasa berkomunikasi dengan nada bicara yang tinggi, namun sebenarnya ia tidak dalam keadaan emosi, hanya saja memang terbiasa berbicara dengan cara seperti itu dan menimbulkan kesalah pahaman bagi rekan yang lain karena dianggap sombong atau pemarah. Hal ini dapat menyebabkan masalah dan menghambat pekerjaan.
Untuk penyelesaian konflik ini sebenarnya tidak sulit. Bisa dengan pihak lain yang memiliki sikap dapat memahami, tidak mudah terbawa emosi, dan berempati terhadap sesama sebagai mediasi untuk menyelesaikan konflik mereka, atau dengan cara atasan yang membuat kebijakan dan melatih karyawannya untuk menumbuhkan rasa toleransi dan paham terhadap orang lain dalam keragaman budaya di tempat kerja.
Itulah penjelasan mengenai keberagaman komunikasi dan budaya kerja. Ada banyak sekali hal yang berbeda karena budaya tiap-tiap orang pasti berbeda. Walaupun begitu, setiap organisasi atau perusahaan pasti tetap bekerja keras untuk mencapai target meski punya budaya kerja yang berbeda. Membangun budaya terbuka dengan komunikasi efektif adalah hal yang bisa dilakukan agar keberagaman budaya dapat diterima.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI