Mohon tunggu...
Melda Widayanti Okta
Melda Widayanti Okta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Pamulang

Jadilah seperti padi dan air walaupun ia sederhana tetapi mampu memberikan manfaat kepada banyak orang 🌾

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Kelabu

13 Oktober 2021   08:28 Diperbarui: 14 Oktober 2021   21:34 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Iya gapapa ko dek”

“Ko Tante nada nya sedih gitu yaa, Tante lagi nangis, sebenarnya apa yang terjadi tan sama awan kenapa dia menghilang hingga seminggu, seolah telah tertelan bumi” ucapnya

“Maaf dek sebenarnya, awan itu gak menghilang. Tapi...?”

Tapi apa tan? Tanya embun dengan penuh ketegasan

Sebenrnya, awan udah gak ada dek...

Hah, gak ada gimana maksudnya Tan?

“Udah meninggal dek” jawab Tante awan dengan nada tangisan yang makin menjadi

Meninggal karena apa tan?

“Dibunuh de” tante awab

“apa???,” air mata embun terus menetes, tak terbendung lagi.

“Apakah jawaban ini, menjadi jawaban dari semua pertanyaan ku, tapi kenapa tuhan?” tangisan pecah seketika seolah embun tidak terima dengan kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun