Ehh bun jangan keras-keras dong !, ini kan kantin kalo mau marah-marah dirumah sana. Ucap teman kelas embun.
“Iya maaf” ucap embun dengan nada penuh penyesalan
“Kenapa si, awan susah banget dihubungi” embun mulai panik dan mencari kebenaran apa yang sedang terjadi
Ia juga akan mendatangi rumah awan saat tidak ada respon balik dari awan akan telepon nya itu.
Dan benar saja embun mendatangi rumah awan pada hari itu juga, tapi?
“Selamat siang permisi, awan, awan, awan ? Panggilan 3 kali nama awan tapi tidak ada respon dari dalam rumah nya, menandakan rumah itu sepi tak ada penghuni nya.
“Ko sepi banget, orang nya kemana!” embun kembali menanyakan kepada dirinya sendiri akan keberadaan awan yan tiba-tiba menghilang.
Sehari kemudian awan tidak kunjung menandakan akan kehadirannya, atau hanya sekedar menelepon balik embun, yang hari demi hari cemas serta panik akan dirinya
Kemana si kamu wan, udah dua hari gak ada kabar, apa menghilang nya kamu ini disebabkan oleh kata-kata ku waktu kemarin sore ya? Tanya embun yang mulai gelisah dengan menyalahkan dirinya sendiri sebab dari menghilangkan awan untuk beberapa hari ini
Hiks....! “Maafin aku wan kalo ucapan kemarin aku salah, kemarin aku sedang emosi wan dan gak bermaksud membentak kamu” tangisan pun pecah tidak bisa terbendung lagi, awan sangat menyesali perbuatannya.
Hari makin sore, susah menunjukkan pukul 17.30 WIB yang artinya senja muncul pada saat itu, terapi hari itu sangat berbeda, karena senja yang setiap harinya muncul dengan warna jingga dilangit, sekarang berubah menjadi warna keabuan. Seolah-olah alam juga ikut bersedih serta menandakan kegundahan hati.