Mohon tunggu...
Meisya Ayu Novianti
Meisya Ayu Novianti Mohon Tunggu... Penulis - 12 MIPA 8

hi!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenang Sejarah

9 November 2021   20:57 Diperbarui: 9 November 2021   20:57 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian pada saat Ahmad nekat melaporkan status barunya kepada sang komandan justru bukan ucapan "happy wedding" malah Ahmad mendapatkan amukan dari sang komandan.

"Lapor komandan! Status saya saat ini sudah menikah", ucap Ahmad kepada sang komandan saat memberikan laporan

"Apa kau bilang? Kau menikah sedangkan saya telah menerapkan tata tertib yaitu larangan untuk menikah," ucap sang komandan dengan nada yang tinggi dengan ekspresi kaget

"Maaf komandan tetapi saya sudah lelah sendiri. Saya butuh seseorang untuk mendampingi", kata Ahmad seraya meminta maaf dengan badan yang nyaris bengkok seperti udang rebus.

"Ya sudah tidak apa -- apa hanya saja kau harus tetap fokus bekerja", ucap sang komandan

"Baik komandan, laksanakan" Ahmad seraya memberi hormat.


Alasan sang komandan PETA menetapkan tata tertib larangan untuk menikah ini karena ia takut jika anggota nya tidak fokus dalam menjalakan tugas nya, makanya setelah ia mendengar laporan Ahmad ia spontan memarahinya.

...

Setelah PETA bubar Ahmad bergabung dengan tentara republik dan berjuang melawan agresi militer Belanda. Dan berhasil memukul mundur Inggris di Magelang. Ahmad juga berhasil mempertahankan Magelang pada saat Belanda hendak mengambil alih kota. Karena prestasinya tersebut, Ahmad kemudian mendapat julukan sebagai "Juru selamat Magelang".

Setelah Kemerdekaan Indonesia, Ahmad tetap bertempur dengan cara bergerilya mengatasi sisa - sisa perlawanan Jepang. Saat itulah Ahmad memimpin sebuah Batalyon resimen Magelang yang secara organisasi masuk ke divisi 5 yang bermarkas di Purwokerto. Disisi lain, pimpinan Kolonel Sudirman yang perang kemerdekaan menempatkan sekaligus membuktikan bahwa kecakapan militer Ahmad. Ia dan pasukannya sukses meredam agresivitas satu Belanda pada 1947 dalam pertempuran di desa pingit Temanggung.

Keberhasilan itu kemudian membuat Ahmad naik pangkat menjadi Letnan Kolonel pada 1948 dan dipercaya menjadi komandan wehrkreis dua. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer 2 pada 1949 setelah Belanda angkat kaki dan mengakui kemerdekaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun