Mohon tunggu...
Meisya Ayu Novianti
Meisya Ayu Novianti Mohon Tunggu... Penulis - 12 MIPA 8

hi!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenang Sejarah

9 November 2021   20:57 Diperbarui: 9 November 2021   20:57 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan spontan Untung langsung balik lagi untuk menemui tetangganya itu. Agar ia bisa pulang ke rumah.

Dan saking cintanya Ahmad terhadap olahraga golf dan memiliki kedekatan dengan olahraga golf. Sampai -- sampai namanya diabadikan sebagai nama salah satu lapangan golf pertama di Jawa Timur yakni Yani Golf Club (YGC) Surabaya. Lapangan golf ini berdiri pada tahun 1898. Dan berganti nama menjadi Lapangan Golf Ahmad Yani pada Oktober tahun 1965.

...

AKHIR HAYAT

Pada Kamis, 30 September 1965 tepat pukul 08.00, Brigadir Jenderal M. Sabur menemui Presiden Soekarno guna menyerahkan sebuah berkas soal pergantian Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad). Kala itu Menpangad dijabat Letnan Jenderal Ahmad Yani.

Sejak 6 Maret 1962, Yani adalah orang nomor satu di Angkatan Darat. Soekarno kemudian menorehkan tanda tangan dalam rancangan pergantian itu. Surat tersebut lalu diteruskan sekretaris presiden, Yamin. 


Orang yang rencananya menggantikan Ahmad adalah Mayor Jenderal Moersjid. Sama seperti Ahmad, Moersjid punya darah Bagelen. Ayahnya berasal dari daerah di Purworejo itu dan ibunya berdarah Betawi. Jenderal kelahiran Jakarta, 10 Desember 1924 ini, menurut Harsya Bachtiar dalam Siapa Dia Perwira Tinggi TNI AD (1989: 208-209), juga pernah dinas di PETA, seperti Yani. Moersjid adalah Shodancho PETA Jakarta. Soekarno sudah bertanya ke Moersjid soal kesediaannya pada sore 29 September 1965.

"Moersjid bersediakah anda menggantikan Ahmad. Untuk menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat? , Moersjid menjawab dengan cepat, "Saya bersedia menerimanya pak."

Tiga jam setelahnya, sekitar pukul 11.00. Brigadir Jenderal Sugandhi, salah satu orang dekat dengan Soekarno juga, datang menghadap sang presiden. Kala itu Sugandhi adalah anggota DPR-GR. Kepada Sukarno, Gandhi bercerita bahwa ia telah bertemu dengan D.N. Aidit dan Sudisman. "Lapor pa. Aidit dan Sudisman mengajak saya untuk bergabung dalam aksi melawan Dewan Jenderal dan mereka bilang jika pa Soekarno sudah tau akan hal ini. Apakah benar pa?," ujarnya. Gandhi hendak mengkonfirmasi akan hal itu.

Sontak Soekarno menjawabnya dengan nada marah yang cukup tinggi, "Kamu jangan ikut campur dan jangan PKI-phobi!"

Gandhi berusaha menjelaskan bahwa Ahmad selalu setia kepada presiden. Namun Soekarno tidak termakan penjelasan Gandhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun