Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuhan, Raja, dan Manusia

6 April 2023   21:17 Diperbarui: 6 April 2023   21:19 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuhan, Raja dan Manusia (Dokpri, MYT, 06042023)


Engkau Tuhan! Tapi tiada nampak di ragamu, gambaran bahwa Engkau Tuhan. Yang nampak hanyalah gambaran seorang Insan biasa bahkan hina.
Suatu waktu di masa kelahiranMu. Sebuah episode penolakan dan kehinaan di kandang Betlehem, Engkau alami.
Di suatu saat, di sebuah bukit bernama Golgota, Engkau harus mati layaknya seorang manusia jahanam. Tak ada gambaran Tuhan, Yang Mulia dan Abadi.


***


Engkau Raja! Tapi tiada pernah Engkau menunjukan keangkuhan dan kesombongan seorang Raja. Pun, tiada pernah berbusana layaknya seorang Raja, dengan pakaian kebesaran yang mewah, dan mahkota emas memahkotai kepalaMu, setara dengan kemewahan istana raja-raja.
Yang ada, hanyalah sebuah pertunjukan kasih yang secara radikal menerobos paham tentang kuasa:
"Pemimpin adalah hamba yang melayani, bukan yang sok berkuasa dan menjadi tuan-tuan sombong, yang sering menari-nari di atas derita rakyat."


***


Engkau adalah manusia. Ini yang sangat jelas. Engkau lahir, hidup, dan akhirnya mati. Sama seperti layaknya manusia.
Tetapi kelahiranMu sungguh luar biasa, Engkau dikandung Bunda Maria oleh kuasa Roh Kudus.
Engkau hidup sebagai manusia yang penuh kuasa. Penuh segala kuasa dan mujizat, namun tak menampakan diri sebagaimana seorang raja.Engkau pun mati, setelah episode via dolorosa. Tapi tak seperti manusia, Engkau mati dan bangkit, naik ke sorga. 

***

Engkau memang adalah Raja abadi.  Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Semua untuk sebuah penebusan dosa manusia. Terima kasih Yesus Juru Selamat kami, manusia sebenarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun