Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Tega Meninggalkanmu

6 Juni 2020   16:53 Diperbarui: 6 Juni 2020   16:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 ||pict from: dgreetings.com|| 

Akhirnya, dalam gelisah tiada tara 
   dan dilema tak bernada 
Aku mengetuk palu keputusan: 
   "ku akan tetap bersamamu" 

Terlalu sakit raga ini untuk meninggalkanmu
Dirimu telah menjadi nadi hidupku
Setiap detak nadi ini, ada nada indah suaramu,
   melantumkan syair inspirasi hidup
   dalam buah kalam sang dekar kata  

Terlalu menyayat hati untuk meninggalkanmu
   ketika cinta tak mau beranjak,
   mencumbu kata, menghisap makna
Bisakah cinta berpisah dari raga?
Itu sama artinya bunuh diri!
Hati adalah organ pembawa hidup 

Tak tega meninggalkanmu
Setelah ruang kenal dalam gawai
   makin mendekatkan kita
Tak tega meninggalkanmu
Meskipun waktu tak bersahabat,
   dan berkukuh membangun tembok pemisah

Tak tega meninggalkanmu,
Kompasiana dan Kompasianer....

Salam Beyond Blogging
Salam cinta literasi inspirasi 


***

Kompasiana, 060620 [sebuah versi fiksiana dari konten: WFH-SAH Berakhir, Selamat Tinggal Kompasiana?] 
Terimakasih untuk para Kompasianer yang selalu memotivasi dan menginspirasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun