Mohon tunggu...
Medy Budun
Medy Budun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Alumni Magister Administrasi Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat

Penulis bebas. Putra asli Dayak Paser Tiong Talin. Aktif dalam forum diskusi terkait dengan komunitas Dayak dalam konteks seni budaya, hak masyarakat adat dan kearifan lokal.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kembangkan SDM Lokal Kelas Dunia?

7 Juli 2021   23:47 Diperbarui: 10 Februari 2022   12:22 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skills/KamusYuk.Com

Membaca penyataan tokoh lokal hingga Wandy Tuturoong, Staf Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dalam tajuk berita disalah satu media elektronik Kompas.com terbitan 18 Juni 2021 terkait rencana pembangunan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur, berbagai issue lokal telah menjadi fokus bahasan termasuk issue SDM, sehingga berbagai pihak mendorong pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah guna pengembangan SDM lokal.

"Pembangunan IKN hanya 10 persen dari APBN dan sisanya investasi. Sehingga dibutuhkan SDM yang kelas dunia, tidak hanya menjadi birokrat," ujar Wandy Tuturoong, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV KSP. Kemudian dilanjutkan oleh beliau mengatakan bahwa SDM Kalimantan Timur harus menjadi tenaga-tenaga kerja yang profesional sehingga tidak dicetak melalui balai latihan kerja.

Penulis sepakat dengan semangat yang diusung namun harus kembali dilihat 5W+1H nya sehingga menanggapi hal tersebut penulis justru memandang hal yang sedikit berbeda dalam hal apa, kapan, dimana, mengapa, siapa dan bagaimana solusi terkait issue SDM lokal saat ini. Konsep ini biasa diterapkan dalam dunia industri untuk upaya peningkatan mutu dan kinerja produksi, dunia jurnalis bahkan juga dapat diterapkan dalam upaya pengembangan SDM.

Penulis sebagai penduduk lokal mendengar, merasakan dan memahami sendiri apa problematika dan harapan apa yang didambakan oleh komunitas menanggapi perubahan yang ada saat ini dan kedepannya. Maka oleh sebab itu melalui konsep ini, penulis mencoba untuk melakukan analisa agar pengembangan SDM ini lebih tepat sasaran, tepat waktu dan tepat tempat.

Berikut beberapa pertanyaan yang langsung penulis jawab:

What? (apa?)

Tentang apa dari pengembangan SDM lokal tersebut

  1. Apa tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan itu?
    • Agar SDM lokal siap untuk diserap dalam setiap peluang kerja dan kesempatan berusaha yang muncul dari setiap perubahan dilingkungannya khususnya saat pekerjaan konstruksi pembangunan IKN dan saat smart city nanti sudah terbangun.
  2. Apa sasaran yang ingin dicapai dari pengembangan itu?
    • SDM lokal turut berperan dalam pembangunan ditempatnya dan tidak hanya menjadi penonton saja.
    • Mengurangi gaps atau kesenjangan ekonomi sehingga dengan sendirinya kerawanan-kerawanan sosial dapat diminimalisir.
  3. Apa jenis pengembangan yang diharapkan?
    • Jenis pengembangan soft skill dan hard skill.
  4. Apa bentuk pengembangan yang diinginkan?
    • Bentuk pelatihan yang dapat meningkatkan mental, disiplin, kemimpinan dan aneka keahlian kerja yang dibutuhkan kedepan, baik saat pekerjaan konstruksi pembangunan IKN maupun saat smart city sudah terbangun.
    • Mendukung setiap insan SDM lokal melalui proses Uji Kompetensi dan Sertifikasi.
  5. Apa bidang pengembangan yang diinginkan?
    • Bidang pengembangan karir agar SDM lokal yang sudah punya pengalaman kerja namun tetap belum memiliki peluang karir lebih bagus lagi karena kendala sertifikasi yang belum mereka miliki. Sehingga dalam hal ini harus ada dukungan dari instansi terkait.
    • Bidang pendidikan agar SDM lokal memenuhi kualifikasi secara pendidikan formal sampai tingkat doktoral (S3).
    • Bidang pelatihan agar SDM lokal dengan segera memiliki kualifikasi secara pendidikan non-formal untuk kebutuhan SDM yang mendesak. Termasuk program magang yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan raksasa yang ada didaerah saat ini.

Where? (dimana?)

Tentang letak obyek dan subyek dari pengembangan SDM tersebut.

  1. Dimana SDM komunitas yang paling banyak menerima dampak dari perubahan kedepan sehingga harus mendapat perhatian?
    • Kaitannya dengan rencana perpindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur tepatnya di Penajam Paser Utara maka dampak ini yang paling dirasakan oleh komunitas Dayak Paser yang sejak jaman purba (era Regatn Tatau) secara turun temurun tinggal di Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara.
  2. Dimana tempat pengembangan SDM tersebut?
    • Dapat dilakukan dimana saja sesuai dengan jenis dan bidang pengembangan yang akan dilakukan.

When? (kapan?)

Tentang waktu pelaksanaan dari pengembangan SDM tersebut.

  1. Kapan dimulainya program pengembangan tersebut?
    • Harus dibagi menjadi 2 (dua) fase yaitu fase pertama sebelum pelaksanaan konstruksi pembangunan IKN dan fase kedua saat pembangunan IKN sudah berjalan. Fase pertama yaitu HARUS SEGERA dimulai jauh sebelum pekerjaan konstruksi pembangunan IKN dimulai, bahkan itu HARUS dari SEKARANG. Hal ini terkait dengan peluang pekerjaan dari setiap kontraktor pembangunan yang nanti di sasar. Fase kedua lebih bersifat strategis dalam pengembangan SDM lokal menuju tingkat profesional kelas dunia. Sehingga fase ini tidak sebentar, harus dikelola secara berkesinambungan melalui program jangka menengah dan panjang.
  2. Kapan berakhirnya program pengembangan tersebut?
    • Program pengembangan akan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

Who? (siapa?)

Tentang siapa sasaran dan yang bertanggung jawab atas pengembangan SDM tersebut.

  1. Siapa yang menjadi sasaran program pengembangan SDM tersebut?
    • SDM lokal untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Dalam program ini, transmigran bukan menjadi pilihan dan bukan bagian dari opsi.
  2. Siapa yang bertanggung jawab atas program pengembangan SDM tersebut?
    • Pemerintah Daerah dan Provinsi melalui Dinas Tenaga Kerja

Why? (mengapa?)

Tentang alasan atas upaya pengembangan SDM tersebut.

  1. Mengapa pengembangan SDM tersebut sangat mendesak dilakukan?
    • Sebagai tanggung jawab stakeholder khususnya Pemerintah Daerah dan Provinsi dalam mengentaskan kemiskinan, kesenjangan sosial dan kerawanan sosial.
  2. Kaitannya dengan jenis program pengembangan SDM, mengapa jenis program tersebut yang dipilih?
    • Dalam hal ini Pemerintah harus totalitas dengan menerapkan program jangka pendek, menengah dan panjang agar output nya benar-benar tepat sasaran, tepat waktu dan tepat tempat.

How? (bagaimana?)

Tentang cara, metode, tehnik, dan prosedur kerja dalam upaya pengembangan SDM tersebut.

  1. Bagaimana dengan pembiayaan?
    • Kerahkan segala sumber daya melalui APBD, APBN dan libatkan perusahaan swasta yang ada di daerah melalui dana CSR.
  2. Bagaimana menentukan jenis dan bidang apa yang dikembangkan?
    • Lakukan survey terhadap bidang pekerjaan yang akan muncul kedepan. Konsen pada bidang tersebut dan segala sesuatu yang mendukungnya.
  3. Bagaimana dengan cara, metode, teknis dan prosedur pelaksanaanya?
    • Dengan libatkan KLK / BLK tentu saja pelatihannya gratis bagi setiap angkatan kerja yang mengikutinya karena pelaksanaannya dibiayai oleh pemerintah. Sedangkan pihak perusahaan dapat berupa peluang magang. Kesempatan untuk beasiswa yang difasilitasi pemerintah dan perusahaan.

Metode diatas dapat didukung dengan SWOT analysis untuk mengetahui sejauh mana kekuatan, kelemahan, kesempatan dan hambatan dalam upaya pengembangan SDM lokal tersebut.

Strengths (Kekuatan)

  1. Sebagai provinsi penyumbang devisa negara terbesar dapat memanfaatkan sumber keuangan daerah untuk alokasikan anggaran lebih untuk program ini.
  2. KLK / BLK sudah ada disetiap daerah dan provinsi.
  3. Banyak terdapat lembaga pelatihan yang dikelola oleh pihak swasta berstandard nasional dan internasional.
  4. Tersedia banyak perguruan tinggi terbaik di negeri ini.
  5. Tersedia jaringan nirkabel yang memungkinkan pelaksanaan pelatihan secara virtual yang dapat diikuti secara luas khususnya untuk jenis pelatihan soft skill.

Weaknesses (Kelemahan)

  1. Pernyataan stakeholder baru bersifat himbuan sehingga yang dituntut SDM lokal yang mempersiapkan diri secara mandiri, belum kelihatan langkah-langkah dari pihak Pemerintah Daerah dan Provinsi dalam hal pengembangan SDM ini yang bersifat mendesak sehingga yang terlihat running very slow.
  2. Penyataan stakeholder terlalu muluk-muluk dengan mengharapkan SDM lokal kelas dunia tapi tidak melihat kebutuhan yang real dilapangan saat ini seperti apa. Pengembangan SDM lokal kelas dunia tidak bisa instant. Sementara kebutuhan SDM lokal saat ini sudah mendesak yaitu agar ikut terlibat saat pelaksaan pekerjaan konstruksi pembangunan IKN nantinya.
  3. Belum dibentuk tim khusus untuk pelaksanaan program pengembangan SDM yang akan bekerja secara serius dibidang ini.

Opportunities (Kesempatan)

  1. Terdapat banyak lapangan kerja dan usaha yang tersedia saat pekerjaan konstruksi pembangunan IKN dan saat smart city sudah terbangun.
  2. Terdapat banyak perusahaan multinasional yang beroperasi di daerah dapat dimanfaatkan untuk berkontribusi dalam program pengembangan SDM lokal melalui program magang dan CSR.
  3. Mendapat dukungan dari tingkat pusat seperti yang disampaikan oleh pihak Staf Kantor Staf Kepresidenan.

Threats (Ancaman)

  1. Situasi pandemi Covid-19 membatasi pelaksanaan pelatihan secara off-line.
  2. Resistensi dari pihak pengambil keputusan.
  3. Ketatnya persaingan dalam memperoleh kesempatan beasiswa.
  4. Kemungkinan adanya pihak-pihak yang masih memanfaatkan cara-cara yang tidak fair (korupsi, kolusi dan nepotisme) untuk kepentingan orang-orang terdekatnya saja.

Harus ada langkah-langkah strategis untuk mendapatkan Opportunities (Kesempatan) dengan memanfaatkan Strengths (Kekuatan) dan memperbaiki Weaknesses (Kelemahan) sehingga setiap Threats (Ancaman) dalam upaya pengembangan SDM ini dapat teratasi. Dalam hal ini langkah-langkah strategis dapat diperoleh melalui Brainstorming bersama tim.

Jadi, menurut penulis dari penyataan tokoh daerah dan KSP tersebut menunjukan bahwa mereka belum memahami kebutuhan real SDM lokal saat ini dan rancu dalam memahami SDM profesional kelas dunia yang dimaksud. SDM profesional kelas dunia memang tidak mungkin dapat dicetak hanya melalui Balai Latihan Kerja saja karena butuh pengalaman yang panjang dibidangnya dan masih harus mengikuti pelatihan-pelatihan lanjutan dilingkungan pekerjaan sehingga SDM tersebut kemudian dilengkapi dengan sertifikasi setelah melalui Uji Kompetensi berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ataupun standar internasional. Perlu langkah-langkah luarbiasa untuk mencetak semua SDM lokal menjadi tenaga kerja profesional kelas dunia. Jangan lupa bahwa kebutuhan tenaga kerja saat ini dan kedepan bukan semuanya harus di level itu. Pengembangan SDM yang diharapkan meliputi semua jenjang karir dari yang level competent bahkan novice sampai level expert atau master sehingga semua harus memanfaatkan segala upaya termasuk memanfaatkan Balai Latihan Kerja milik pemerintah hingga lembaga pelatihan profesional yang dikelola pihak swasta dan lembaga pendidikan tinggi didalam dan luar negeri.

Sekian dan terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun