Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mudik Ramadan yang Penuh Kejutan

22 Maret 2025   13:02 Diperbarui: 22 Maret 2025   13:30 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Persiapan Mudik Ramadan - sumber gambar: istockphoto.com

Setiap momen, setiap kejadian, dan setiap pertemuan di sepanjang jalan memiliki maknanya sendiri. Dan Ramadan kali ini akan menjadi lebih dari sekadar perjalanan pulang---ia akan menjadi kisah yang akan terus diceritakan di tahun-tahun mendatang.

Perjalanan yang Tidak Mulus

Setiap tahunnya, jalanan selalu dipenuhi oleh kendaraan yang berdesakan menuju kampung halaman masing-masing. Aku dan keluargaku sudah terbiasa dengan kemacetan yang tiada akhir, tetapi tahun ini terasa lebih parah dari biasanya.

Sejak memasuki jalan tol, mobil kami nyaris tidak bergerak. Waktu berbuka hampir tiba, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa kami akan segera mencapai tempat peristirahatan terdekat.

Ibu mulai mengeluarkan bekal yang telah disiapkan dari rumah. Nasi bungkus, kurma, dan sebotol air mineral menjadi menu berbuka kami di dalam mobil.

Ayah tetap bersabar menyetir, meskipun wajahnya mulai menunjukkan kelelahan. Aku menatap keluar jendela, melihat barisan kendaraan lain yang juga terjebak dalam situasi yang sama. Ramadan kali ini benar-benar mengajarkan arti kesabaran.

Saat malam semakin larut, kami masih belum mencapai separuh perjalanan. Ayah memutuskan untuk beristirahat di sebuah rest area kecil yang penuh sesak.

Semua tempat duduk sudah terisi, dan kami hanya bisa berdiri sambil menikmati angin malam yang sedikit menyejukkan. Meski begitu, suasana tetap terasa hangat.

Orang-orang yang tidak saling mengenal berbagi makanan dan cerita, seakan menjadi satu keluarga besar dalam perjalanan panjang ini.

Di tengah hiruk-pikuk rest area, aku memperhatikan seorang pria tua yang duduk sendiri di sudut. Pakaiannya lusuh, dan ia tampak kelelahan. Tanpa banyak berpikir, aku mengambil sebungkus makanan dan memberikannya kepadanya.

Ia tersenyum penuh syukur, seakan beban beratnya sedikit terangkat. Malam itu, aku belajar bahwa Ramadan bukan hanya tentang pulang ke rumah, tetapi juga tentang berbagi di sepanjang perjalanan.

Pertemuan yang Tak Disangka

Ketika perjalanan akhirnya kembali dilanjutkan, perasaan aneh yang sejak awal kurasakan semakin kuat. Seolah-olah ada sesuatu yang menunggu di ujung perjalanan ini, sesuatu yang belum aku pahami sepenuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun