Mohon tunggu...
Andre Setiawan
Andre Setiawan Mohon Tunggu... Jurnalis Independen (Otodidak, tanpa naungan instansi)

Saya seorang jurnalis independen yang belajar secara otodidak dan tidak terikat pada institusi media mana pun. Memiliki minat besar terhadap isu-isu sosial, hak masyarakat kecil, lingkungan, dan transparansi kebijakan publik. Saya senang menulis artikel investigasi, membuat analisis kritis, serta mendalami berbagai perspektif dari akar rumput.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pembangunan Tiga Jembatan di Kedungdung Sampang Capai Rp 5,7 Miliar

26 Juli 2025   08:57 Diperbarui: 26 Juli 2025   08:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Kabupaten Sampang menggelontorkan anggaran besar untuk merekonstruksi tiga jembatan strategis di Kecamatan Kedungdung, Madura. Dengan total nilai proyek mencapai lebih dari Rp 5,7 miliar, pembangunan ini dinilai krusial untuk menunjang mobilitas warga dan distribusi hasil pertanian. 

Namun, di tengah tingginya anggaran, pengamat kebijakan publik menyerukan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawal pelaksanaan proyek agar transparan dan sesuai standar teknis.

Proyek Strategis Penopang Akses Ekonomi

Tiga jembatan yang sedang direkonstruksi meliputi:

  • Jembatan Daleman di ruas Daleman-Pasarenan, dengan nilai pagu Rp 2.186.600.000,
  • Jembatan Mangar di ruas Batoporo Barat-Pajeruan senilai Rp 1.548.700.000,
  • dan Jembatan Gantung Desa Rahayu di ruas Rahayu-Pasarenan sebesar Rp 2.054.300.000.

Ketiganya terletak di wilayah vital yang selama ini menjadi jalur utama warga untuk mengangkut hasil bumi serta kebutuhan pokok antar desa.

Sorotan terhadap Transparansi dan Partisipasi Warga

Addul, pengamat kebijakan publik dari Madura, menilai besarnya anggaran yang dialokasikan perlu dikawal secara ketat oleh berbagai pihak. 

"Proyek dengan nilai di atas Rp 5 miliar bukan angka kecil, apalagi ini menyangkut infrastruktur yang berdampak langsung ke masyarakat desa. Jangan sampai kualitasnya dikorbankan karena minim pengawasan," kata Addul saat diwawancarai, Kamis (25/7).

Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat setempat, tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pengawas sosial. 

"Pemerintah harus membuka informasi detail pelaksanaan proyek, mulai dari kontraktor pelaksana, metode pembangunan, hingga rencana waktu pengerjaan. Ini sejalan dengan prinsip keterbukaan informasi publik," lanjutnya.

Risiko Teknis dan Potensi Penyimpangan

Pengalaman di beberapa daerah menunjukkan bahwa proyek infrastruktur desa kerap bermasalah, terutama jika pengawasan lemah dan spesifikasi teknis tidak terpenuhi. Dalam sejumlah kasus, pembangunan jembatan desa bahkan runtuh sebelum masa pemanfaatannya mencapai satu tahun.

"Yang sering terjadi adalah penghematan material, manipulasi volume pekerjaan, dan ketidaksesuaian dengan standar konstruksi jembatan dari Kementerian PUPR. Hal ini sangat mungkin terjadi jika tidak ada pengawasan lapangan dari warga maupun pendamping teknis independen," tambah Addul.

Perlu Mekanisme Pelaporan Publik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun