Kompasianer, gegara air PDAM mati, biyuh, rasanya gimana gitu, setiap tetes air yang ada harus dihitung dengan cermat dan digunakan dengan hemat, pernah mengalami dan merasakan krisis air begini di rumahmu?
Itu yang saya alami kemarin. Sehari semalam air PDAM mati di Kota Wisata Batu, padahal saya mengandalkan kebutuhan air ya cuma dari keran ini, dan lagi, beberapa hari sebelumnya hujan deras setiap sore, kok bisa keran mati!
Kata tetangga saya, mungkin hujan deras membuat kekeruhan air baku yang tinggi melebihi kapasitas pengolahan air PDAM. Atau PDAM sedang melakukan pemeliharaan rutin menyebabkan penghentian sementara distribusi air.
Dan sialnya, air keran mati tiba-tiba tanpa pemberitahuan, saya tidak siap dengan kondisi minim air begini. Selama ini saya menganggap ketersediaan air di daerah saya melimpah dan murah, pemakaian air termasuk boros di rumah saya. Setiap hari saya pasang selang nyedot air buat menyirami tanaman kalau tidak hujan, anak saya cuci motornya masing-masing, dll.
Bodohnya lagi, saya tidak pernah berpikir untuk menampung dan menyimpan air hujan di rumah agar merdeka krisis air bersih. Ternyata oh ternyata, perilaku ini salah besar, sekarang gegara air PDAM mati saya baru menyadari pentingnya panen air hujan.
Selayang Pandang Kota Batu
Kota ini iklimnya sejuk dengan ketinggian wilayah yang bervariasi: dataran tinggi hingga lereng pegunungan.
Tanahnya subur: curah hujan intens, memiliki sumber mata air yang melimpah dari sungai dan mata air pegunungan yang menjadi faktor penting pendukung pertumbuhan berbagai tanaman.
Kota Batu sebagai kota wisata nasional dengan pertumbuhan pemukiman yang pesat, kebutuhan air bersih menjadi hal vital bagi kehidupan sehari-hari.