Mohon tunggu...
D. Prayuda
D. Prayuda Mohon Tunggu... an ISTJ Solo Explorer | Instagram: @yudaaprd_

“Siang kerja untuk korporat, malam menulis untuk merawat cerita.”

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Uang Saku Boleh Pas-pasan, Tapi Investasi Jangan Asal-asalan

13 Oktober 2025   09:12 Diperbarui: 13 Oktober 2025   09:12 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu pernah nggak, di akhir bulan, buka dompet tapi cuma nemu struk belanja, kartu mahasiswa, sama uang receh? Rasanya klasik banget ya buat anak kuliah. Uang jajan udah habis, tapi tugas dan nongkrong masih panjang. Lucunya, di tengah semua itu, tiba-tiba muncul konten di HP: "Investasi mulai dari Rp10.000!"  dan kamu mikir, serius nih, bisa investasi dengan uang sereceh itu? Ternyata bisa loh guys!

Sekarang, investasi bukan lagi hal eksklusif buat orang kantoran atau yang udah mapan. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor pasar modal Indonesia udah tembus 16 juta SID (Single Investor Identification) per April 2025. Menariknya, lebih dari 79% di antaranya berusia di bawah 40 tahun alias generasi muda seperti kita kita ini. Artinya, anak muda sekarang nggak cuma mikirin gaya hidup, tapi juga mulai belajar ngatur masa depan finansialnya dengan mulai melirik investasi.

Pasar Modal (Sumber: IDXChannel)
Pasar Modal (Sumber: IDXChannel)

Tapi di balik angka yang kelihatan banyak itu, masih ada hal lain yang sering dilupakan yaitu literasi keuangan. Karena jika kita mengacu pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang dirilis oleh OJK dan BPS, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 65,43%, sedangkan inklusi keuangan mencapai 75,02%. Artinya, banyak yang udah "ikut main" di dunia keuangan, tapi belum paham sepenuhnya cara kerja atau risikonya, serem juga ya? aku juga pernah ngobrolin soal ini di sini. Bahkan lebih spesifik lagi, OJK bilang bahwa kelompok Generasi Z  yang usianya masih 18--25 tahun  justru punya tingkat literasi paling rendah dibanding kelompok usia lain. Banyak yang tergoda investasi cepat kaya, ikut tren karena influencer, bahkan sampai terjebak di pinjaman online ilegal. Jadi, sebelum ngomongin untung-untungan, penting banget buat tau dulu "cara mainnya" seperti apa.

Kalau udah tau fakta tersebut, sebenernya kita nggak perlu takut atau jadi males buat investasi, karena ada kok cara investasi yang ramah buat mahasiswa, yang ramah kantong dan  dompet menjerit, yaitu:

  1. Reksadana Pasar Uang
    Ini bisa dibilang gerbang paling ramah buat pemula. Modalnya kecil, mulai dari Rp10.000 aja, dan risikonya rendah karena uang kamu dikelola ke instrumen pasar uang jangka pendek seperti deposito atau obligasi pemerintah. Nggak perlu pusing mantau grafik tiap hari, tinggal rutin top up sedikit demi sedikit.

  2. Emas Digital
    Kalau dulu emas cuma bisa dibeli fisik, tapi sekarang kita bisa punya saldo emas dari Rp5.000 lewat aplikasi yang diawasi OJK. 

  3. SBN Ritel (Surat Berharga Negara)
    Pemerintah rutin buka penawaran SBN ritel kayak Sukuk Ritel atau Savings Bond Ritel. Modal awal mulai Rp1 juta, tapi dengan keuntungan tetap dan dijamin negara. Kamu ikut bantu negara sambil menabung untuk masa depan. Duit segitu yang biasanya dipake buat checkout terbaru sekarang bisa dialihin jadi investasi loh.

  4. Micro-Investment / Fractional Shares
    Sekarang udah ada platform yang memungkinkan kita beli sebagian kecil dari saham perusahaan besar, jadi meskipun harga saham Rp1 juta per lot, kita bisa punya sepotongnya aja dengan Rp50.000. Cocok buat belajar pelan-pelan tanpa takut rugi.

Mulai Aja Dulu

"Ah, aku kan masih kuliah, nanti aja kalau udah kerja baru mulai". Kadang kepikiran kayak gini kan kalau mau mulai? Menurutku sih langsung dimulai aja karena sekarang waktu paling ideal. Makin cepat kamu mulai, makin lama uangmu bisa tumbuh lewat efek bunga majemuk (compounding). Sederhananya: uang kamu yang diinvestasikan hari ini bisa ngasih bunga, lalu bunga itu ikut diinvestasikan lagi, dan terus bertambah dari waktu ke waktu. Misalnya kamu nabung Rp50.000 per bulan di reksadana dengan imbal hasil 6% per tahun, dalam 5 tahun nilainya bisa lebih dari Rp3 juta cuma dari uang jajan yang biasanya habis buat ngopi. Kecil? Iya. Tapi yang penting bukan jumlahnya, melainkan kebiasaannya. Dan jangan lupa, investasi bukan cuma soal "nambah uang", tapi juga soal belajar disiplin dan sabar. Karena di balik setiap pertumbuhan, selalu ada waktu yang harus kamu lewati tanpa hasil instan.

PRUteksi Finansial: Supaya Nggak Cuma Cuan, Tapi Aman

Banyak orang yang saking fokusnya berinvestasi tapi lupa sama hal penting, yaitu proteksi finansial. Padahal, buat mahasiswa sekalipun, konsep proteksi itu penting. Bayangin kamu udah rajin investasi, tapi tiba-tiba sakit dan butuh biaya besar. Kalau nggak punya perlindungan finansial, tabungan dan investasi kamu bisa habis begitu aja. Di sinilah konsep PRUteksi Finansial dari Prudential relevan bukan cuma soal punya asuransi, tapi tentang punya rencana cadangan biar keuanganmu nggak goyah saat kondisi tak terduga datang. Proteksi itu kayak sabuk pengaman: kamu nggak berharap butuh, tapi bersyukur kalau punya. Jadi, kalau kamu udah mulai berinvestasi, coba pelajari juga bagaimana cara melindungi dirimu dan keuanganmu dari risiko. Supaya hasil investasi kamu bukan cuma tumbuh, tapi juga terlindungi.

Ilustrasi Mulai Menang / Investasi (Sumber: Pexels)
Ilustrasi Mulai Menang / Investasi (Sumber: Pexels)

Nggak Harus Langsung Besar, Yang Penting Mulai

Kamu nggak perlu jadi pakar finansial buat bisa mulai. Yang kamu butuhin cuma kemauan dan konsistensi. Sisihkan sedikit dari uang jajan, mulai dari Rp10.000 atau Rp20.000 aja. Buat target kecil setiap bulan, dan nikmati prosesnya. Karena investasi bukan lomba lari cepat tapi kaya lari maraton (jangka panjang). Kadang kamu nggak langsung lihat hasilnya, tapi suatu hari nanti kamu bakal bersyukur pernah mulai dari kecil. Banyak mahasiswa sekarang yang udah mulai dari langkah sederhana itu. Ada yang rutin top up reksadana setiap kali dapet uang saku, ada yang nabung emas digital tiap bulan, atau ada juga yang mulai kenalan sama SBN ritel. Nggak ada cara yang paling benar yang penting, kamu jalan di jalur yang aman dan kamu paham arah yang dituju.

Investasi buat mahasiswa bukan hal muluk lagi di zaman sekarang. Justru di fase ini, kamu lagi punya waktu belajar paling ideal: belajar ngatur uang, belajar sabar, belajar bertanggung jawab sama diri sendiri. Dengan data yang terus menunjukkan naiknya jumlah investor muda, kamu sebenarnya bagian dari perubahan besar di Indonesia, yaiti generasi yang sadar finansial sejak dini.Jadi mulai sekarang, nggak apa-apa kalau investasi kamu baru seharga dua gelas kopi susu. Yang penting kamu udah mulai jalan. Karena dalam dunia keuangan, yang menang bukan yang paling cepat, tapi yang paling konsisten dan tahu kenapa dia mulai.
Dan siapa tahu, beberapa tahun lagi kamu bakal bilang ke diri sendiri: untung aku dulu mulai pelan-pelan, iyaa kan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun