Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi
Mbah Dharmodumadi Mohon Tunggu... Dosen - Mbah Dharmodumadi / Wira Dharmadumadi Purwalodra adalah nama pena dari Muhammad Eko Purwanto

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkhalwat Menyeimbangkan Dzikir dan Pikir?!

9 November 2023   15:04 Diperbarui: 9 November 2023   15:10 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi

Mendengarkan suara tasbih yang berdering, burung hantu yang berkokok, kodok yang menggerus, cicak yang mengibaskan ekornya, jangkrik yang berdendang, orong-orong yang tak henti loncengnya, suara angin dan desiran dedaunan, ranting kayu jati, air yang mengalir, dan gemuruh zikir peserta khalwat. Semua ini masih berada pada tingkat kesadaran etherik yang menyentuh tubuh halus manusia.

Dan ketika penjaga khalwat sudah memasuki wilayah ini, mereka akan merasa puas dan merasakan berkah dari khalwat, yang disebut sebagai "kesaktian". Namun, terlalu asyik dalam wilayah ini membuat mereka lupa bahwa puncak kesaktian sejati selalu bersama Allah SWT.

Di akhir buku, dijelaskan bahwa tujuan khalwat adalah mencapai makrifat, yaitu mengenal Allah. Ciri-ciri seseorang yang mencapai makrifat dalam menjalani khalwat adalah, perilaku hidupnya sangat berdasarkan syariah. Jika pelaku khalwat tidak mengikuti syariah dalam perilakunya, maka makrifatnya perlu dipertanyakan. Dan setelah mencapai makrifat, rasa syukur akan mengalir.

Buku ini dengan alur yang mengalir mampu menghipnotis pembaca untuk terus membaca dari satu halaman ke halaman berikutnya. Bagi mereka yang merindukan keheningan dan haus akan kehidupan spiritual, buku ini sangat cocok dibaca sebagai cara untuk mengenal diri sendiri lebih dekat melalui testimoni perjalanan spiritual para pelaku, sebagai pembanding untuk mencapai kehidupan yang lebih baik !?

Keseimbangan Dzikir dan Pikir

Dalam perjalanan hidup kita sebagai manusia, terdapat dua aspek yang sangat penting untuk dijaga dan dikembangkan, yaitu: dzikir dan pikir. Dzikir sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt., sementara pikir sebagai kemampuan untuk bersikap rasional dan berfikir kritis. K. H. Buya Syakur Yasin, Seorang ulama terkenal dari Indramayu ini selalu menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara dua aspek tersebut.

Dzikir, secara harfiah berarti mengingat Allah Swt. dan memuliakan-Nya. Dzikir dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti berdoa, membaca ayat suci Al-Qur'an, dan menyebut asma Allah. Dzikir juga bisa dilakukan secara individu maupun berjamaah. Aktivitas ini melibatkan pikiran, hati, dan ucapan, sehingga dapat menciptakan rasa kedekatan dengan Sang Pencipta.

Dalam hal menyeimbangkan Dzikir dan Pikir ini, K. H. Buya Syakur menekankan manfaat dzikir dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir dapat menjadi sarana untuk meredakan kegelisahan dan stres yang seringkali terjadi dalam kehidupan modern. Dengan berdzikir, seseorang dapat mengalihkan pikiran dari masalah dunia yang sementara menuju kepada kehidupan akhirat yang kekal. Semakin banyak seseorang berdzikir, semakin dekat pula ia dengan Allah Swt., sehingga hati dan jiwa akan menjadi tenang dan damai.

Namun, perlu diingat bahwa dzikir bukanlah pemisahan dari pikiran yang rasional dan kritis. Menurut K. H. Buya Syakur Yasin, dzikir yang baik adalah dzikir yang menghantarkan seseorang untuk berpikir lebih dalam dan lebih kritis. Dalam dzikir, seseorang diajak untuk merenungkan makna dan pesan yang terkandung dalam ayat suci Al-Qur'an. Hal ini akan membuka pintu pikiran untuk memahami makna kehidupan yang lebih luas.

K. H. Buya Syakur juga menyampaikan bahwa pikir yang baik adalah pikir yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam. Pikir yang baik haruslah rasional dan cerdas, tetapi juga memiliki akar moral dan etika yang kuat. Kemampuan berpikir rasional dan kritis akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang lebih baik di berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam urusan agama, sosial, maupun dalam berkarier.

Keseimbangan dzikir dan pikir sangat penting. Dzikir akan membantu seseorang dalam memperbaiki hubungannya dengan Sang Pencipta, sementara pikir akan membantu dalam membangun kecerdasan dan kebijaksanaan dalam berpikir. Keseimbangan ini akan membantu kita sebagai manusia untuk hidup secara harmonis dan memaksimalkan potensi yang telah diberikan oleh Allah Swt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun