Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan sebagai Cermin Sifat Manusia

14 April 2022   18:35 Diperbarui: 14 April 2022   18:39 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Pozhidaeva from Pixabay

Ramadhan Sebagai Cermin Sifat Manusia

Kendati kita mempercayai Ramadhan sebagai bulan yang penuh berkah dan diisi dengan banyak agenda-agenda spiritualitas yang membuat kita semakin dekat dengan-Nya. Namun banyak yang juga melupakan Ramadhan sebagai simbol-simbol kesuksesan bila kita menilik dari agenda tersebut.

Sebagai umat Muslim saya kadang merasa aneh dengan kuantitas tarawih malam pertama bila dibandingkan dengan tarawih malam kelima dan seterusnya. Pada malam pertama terjadi lonjakan jamaah hingga menjadi bershaf-shaf, namun pada malam-malam berikutnya semua itu hilang entah kemana.

Namun untungnya masjid tidak pernah sepi, hanya saja kejadian ini membuat saya merenung panjang dan mulai mengaitkannya dari satu hal ke lain hal. Misalnya saja bagi sebagian orang mungkin bulan Ramadhan sama seperti memacari perempuan; mereka hanya enak untuk dimiliki dan dizinahi, sementara sisanya adalah ampas sahaja.

Namun dari perenungan-perenungan yang saya lakukan, sebenarnya Ramadhan adalah bulan reflektif untuk kita dan sebenarnya kita selama ini bisa berkaca padanya.

Ramadhan yang kita laksanakan adalah representasi dari kita sendiri dalam menjalankan sesuatu, mari kita berpikir sejenak dan mengingat bagaimana kita akan menyambut Ramadhan, apa yang kita bayangkan dan rencanakan?

Tentu kita merencanakan banyak hal, kita menjejali diri kita dengan plan disertai komitmen dan harapan akan konsistensi bisa terjadi, kita berharap bisa menamatkan Al-Qur'an 30 Juz selama Ramadhan, kita berencana shalat tarawih tanpa ada bolong sedikitpun pada bulan Ramadhan, kita berencana menjauhi segala jenis kemaksiatan pada bulan suci ini.

Namun nyatanya ada berapa yang terlaksana? Pada awal memasuki bulan Ramadhan tentu kita akan bersemangat, raga kita diisi dengan kekuatan yang entah darimana, emosi kita meledak-ledak untuk menuntaskan apa yang telah kita rencanakan sebelumnya.

Namun bagaimana dengan hari kelima dan seterusnya? Semua itu terasa pudar dan ambyar.

Kadang ketika saya melihat shaf-shaf yang kosong tersebut, bayangan akan representasi bulan Ramadhan dan sifat asli manusia semakin menguak. Kadang saya berpikir pula apakah saya sama atau tidak dengan mereka, apakah sebenarnya kita terlalu banyak omong dalam melakukan sesuatu hingga energi untuk mengimplementasikannya memudar juga?

Atau mungkin itu memang sifat asli kita selama ini dan telah terkontaminasi dalam urat nadi, sehingga semua rencana yang kita miliki hanyalah rencana belaka, namun nol dalam aksi.

Akan tetapi tentu saja, terlalu egois untuk melakukan asesmen maupun penilaian kemanusiaan melalui sholat tarawih atau mengkhatamkan 30 juz dalam 30 hari sebab semua itu adalah sunnah.

Tarawih dan membaca Al-Quran adalah perbuatan sunnah, dan mencari nafkah adalah kewajiban. Tidak patut mengatakan bahwa ini sebagai representasi belaka karena semua orang punya kepentingan.

Namun jikalau saya ini benar, lalu bagaimana?

Apakah keseharian kita sebenarnya sama seperti bulan Ramadhan? Kita terlalu bersemangat pada awalnya hingga pada akhirnya kita ambruk pada malam berikutnya, dan semua kesempurnaan dalam rencana dimakan mentah-mentah oleh realita.

Jikalau benar, sungguh kita teramat lemah, berharap tindakan yang kita lakukan mampu mengubah dunia, namun ternyata gagal karena kita bahkan tidak bisa merubah diri kita sendiri.

Dan mungkin kita memang harus tersadar akan satu hal; mimpi kita terlalu tinggi.

Baca Juga : Klitih Sebagai Permasalahan Sosial Dari Tinjauan Sejarah

Baca Juga : PNS Mungkin Mati, Namun Guru Akan Selamanya Abadi

Baca Juga : Anarkisme Dalam Ramadhan; Ade Armando Dan Pengeroyokan di Bulan Suci 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun