Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mempercantik Rumah dengan Ban dan Paralon Bekas

5 April 2021   17:47 Diperbarui: 7 April 2021   10:32 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ban bekas membantu memercantik halaman rumah kita (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Kata orang nih, harta berlimpah dan uang banyak tak menjamin hidup akan bahagia karena sejatinya kebahagiaan itu terletak pada ketenangan dan ketentraman hidup. Bahagia itu amat simpel kok. 

Menempati rumah tinggal yang sederhana, bersih, nyaman untuk bernaung dan beristirahat tentu merupakan kebahagiaan tersendiri. Tidak ada parameter khusus seperti apa kebahagiaan itu. Setiap orang memiliki target dan tingkat kepuasan hidup sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain. 

Rumah tinggal kita mungkin kurang "wow" namun kita merasa nyaman dan betah tinggal di dalamnya, bisa beraktivitas, berinteraksi dengan sesama anggota keluarga, beribadah atau bahkan belajar dengan tanpa mengalami gangguan sedikit pun barangkali itu kebahagiaan tersendiri yang tak ternilai oleh materi seberapapun besarnya. 

Terlihat lebih segar kan (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Terlihat lebih segar kan (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Tak ada salahnya bila rumah kita yang sederhana itu dipercantik agar sedap dipandang mata. Kita bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang mestinya sudah berada dalam tong sampah untuk kita create kembali menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. 

Ban luar bekas kendaraan, pipa paralon yang tak terpakai, kaleng bekas susu atau gelas (cup) dan botol-botol plastik bekas air mineral bisa kita daya gunakan untuk pot-pot tanaman hias. Kalau toh harus mengeluarkan budget ya tidak terlalu banyak. 

Tanaman-tanaman hias yang ditanam tidak harus mahal harganya yang penting berwarna menarik dan kita telaten merawatnya karena sebenarnya pekerjaan merawat itu tak kalah pentingnya dengan membuat atau membangun. 

Tampak rak-rak tanaman dari pipa paralon dan kaleng bekas susu (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Tampak rak-rak tanaman dari pipa paralon dan kaleng bekas susu (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Media tanam bisa menggunakan kombinasi antara lapisan tanah bagian atas (top soil), rabuk (kompos matang / pupuk organik), sekam bakar dan pasir, dengan perbandingan 1:1:1:1. 

Ban luar kita cuci bersih terlebih dulu, setelah kering kita cat berwarna-warni. Cat yang kita pakai tidak harus yang berharga mahal, beli saja yang berwarna terang (kontras) dengan harapan menimbulkan sensasi "ngejreng" bila ditempatkan di sudut-sudut rumah kita sesuai selera. Di atas ban-ban yang sudah bercat warna-warni tadi kita letakkan pot-pot tanaman hias. 

Kaleng-kaleng bekas susu kita cat berwarna-warni atau satu warna saja terserah selera kita. Semakin banyak warna cat yang kita beli tentu saja akan mengeluarkan budget lebih banyak. Setelah kering kita rangkai menyerupai sebuah pohon dengan cabang dan rantingnya. 

Tidak memakan tempat, dengan sistem digantung (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Tidak memakan tempat, dengan sistem digantung (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Batang pohon (tiang) utama dibuat dari pipa paralon yang lebih besar ukurannya. Kaleng-kaleng susu kental manis yang sudah dicat kemudian dipasang selang-seling tentu saja agar menarik dan penting untuk penerimaan cahaya matahari. 

Saluran kelebihan air (drainase) pada akhirnya menuju ke pipa paralon berukuran besar yang menjadi tiang utamanya. 

Mengingat kaleng susu kental manis itu berukuran kecil maka tanaman hias yang ditanam hendaknya disesuaikan dengan besarnya kaleng susu tadi. Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk itu di antaranya krokot, ekor tupai dan beragam jenis rumput-rumputan lainnya. 

Gelas-gelas (cup) plastik bisa juga kita manfaatkan untuk pot-pot tanaman. Bisa tanaman sayuran seperti kangkung darat atau sawi (caisim). Gelas-gelas plastik itu kemudian dicat dengan warna-warna menarik malah makin bagus. 

Tidak dicat pun enggak jadi masalah. Jangan lupa membuatkan lubang di bagian bawah gelas plastik tadi untuk saluran pembuangan kelebihan air. 

Rumah terlihat lebih cantik (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Rumah terlihat lebih cantik (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Pipa paralon berukuran besar, misalnya 5 inch (5 dim) kita potong-potong sepanjang 40 sampai 50 sentimeter. Dari potongan paralon tadi, ujung sebelah kanan dan kiri kita tutup menggunakan potongan bagian bawah (pantat) botol plastik bekas air mineral kapasitas 1,5 liter. 

Bagian tengah pipa paralon kita lubangi dengan ukuran terserah yang penting media tanam bisa masuk. Jenis tanaman yang dianjurkan untuk ditanam dalam pot kreasi seperti ini biasanya dari famili sirih-sirihan, beraneka krokot (Portulaca spp) dan beragam jenis tanaman lainnya yang ukuran tumbuh-kembangnya sesuai dengan besarnya pipa paralon 5 inch tadi. Setelah pekerjaan beres rangkaian pot paralon bisa digantung di bagian depan rumah yang terkena sinar matahari.

Lubang pembuangan air berlebih ditarik turun dengan pipa paralon kabel listrik menuju ke bawah terus ke tanah atau selokan. 

Pengecatan bisa saja dilakukan agar pot-pot bekas pipa paralon hasil kreasi sendiri itu terlihat lebih menarik. 

Selamat memercantik rumah idaman Anda dengan beragam pot tanaman hias bekas paralon hasil kreasi sendiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun