Di lantai 1, pengunjung bisa melihat lebih dekat berbagai koleksi yang terdiri dari beragam seri mata uang dari masa ke masa. Di dinding salah satu ruangan terpasang sebuah pigura yang di dalamnya berisi keterangan tentang numismatik yakni disiplin ilmu yang mempelajari tentang uang dan sejarahnya. Berjalan menyusuri ruangan demi ruangan di museum ini bukan hanya terasa asyik dengan beraneka koleksinya namun juga membawa pengunjung seolah berada di dalam gedung perbangkan masa silam. Betapa tidak, di lantai 1 gedung itu masih terpasang keramik kuno berwarna abu-abu tua, sementara di setiap ruangan terdapat pintu berjeruji besi yang sangat kuat.
Yang barangkali paling diminati para pengunjung ialah keberadaan berbagai koleksi mesin uang dari masa ke masa. Selain itu di lantai 1 oula dipamerkan berbagai koleksi yang berupa mesin sandi, mesin pelubang kertas (perforator), mesin CVCS yang dioperasikan pada kurun waktu tahun 1987 sampai 2002. Mesin uang ini berfungsi untuk menghitung, memverifikasi dan menyortir uang kertas dan bila dipandang perlu juga meracik (merajang, red) atau memusnahkan uang kertas yang tidak layak edar.
Menurut Bambang Sukasnowo, sebagai sebuah bank yang kesohor di masanya, manajemen De Javasche Bank Surabaya tentu berupaya menciptakan rasa aman dan nyaman bagi setiap customernya. Kala itupun gedung bank ini sudah dilengkapi cermin-cermin berukuran besar di setiap sudut ruangan yang fungsinya seperti kamera CCTV di zaman sekarang. Dengan cermin itu seseorang bisa dilihat (diawasi) tanpa diketahui siapa yang mengawasinya. Di sekeliling ruangan lantai 1 oleh pengelola bank kala itu dibuatkan lubang mirip selokan berisi air dimana bagian atasnya ditutup plat baja berongga dan sangat kokoh sehingga memungkinkan udara sejuk memasuki setiap ruangan bank yang ada. Kabarnya, selokan ini berfungsi sebagai pendingin ruangan (AC, red) kala itu.
 Â