Bagi penyuka olah raga sepeda gowes di Surabaya dan sekitarnya pasti sudah tak asing lagi dengan sosok lelaki yang satu ini. Ya, beliau adalah Trisno Asmoro (77 tahun). Lelaki tua kelahiran Desa Prambon, Sidoarjo - Jawa Timur itu terbilang sangat getol menekuni olah raga sepeda. Meski belum pernah mendapatkan penghargaan khusus untuk olah raga sepeda gowes namun nama pria berjenggot itu sudah sangat populer di kalangan pesepeda di Jawa Timur.
Setiap hari Minggu beliau rajin mendatangi acara Car Free Day di Surabaya, dengan menggowes sepeda kesayangannya beliau membaur bersama komunitasnya, tak membedakan usia maupun status sosial.
Mbah Tris, demikian sapaan akrab lelaki tua yang sehari-harinya menekuni usaha warung kopi (warkop) tak jauh dari tempat tinggalnya itu masih terlihat sangat bugar di usianya yang sudah tidak muda lagi itu. Beliau menekuni olah raga sepeda sejak tahun 1960 an, sedang warung kopi tempat ia menggantungkan hidup sehari-hari itu didirikannya sejak tahun 2003. Warga perumahan tempat kami tinggal sangat mengenal baik kepribadian Mbah Tris.
Tak jarang untuk menghangatkan perut, saya mampir di warung kopinya meski hanya sekedar makan amsle (angsle) atau ketan bumbu sambil bersilaturrahim, ngobrol apa saja terutama tentang kesukaannya dengan olah raga sepeda gowes.
Kreativitas Mbah Tris Mengikuti Perkembangan Zaman Now
Usia boleh dibilang sudah lanjut namun soal kreativitas, Mbah Tris tak kalah dengan orang atau anak muda kreatif zaman now. Beliau rajin mengotak-atik sepeda balap kesayangannya itu. Bagian-bagian tertentu dari sepedanya, seperti gear (baca gir, red), velg dan sadel selalu ia sesuaikan dengan teknologi sepeda balap zaman now. Gir sepeda balapnya ia stel sedemikian rupa agar terasa ringan saat mengayuh terutama ketika melewati jalanan naik turun seperti pada even touring di kawasan Wonosalam, Jombang -- Jatim beberapa waktu lalu.
Kreativitas Mbah Tris ternyata tak sebatas pada sepeda ontel kesayangannya, di warung kopi yang selama ini dikelolanya juga terlihat jelas daya kreasinya. Mbah Tris tak hanya menjual minuman kopi seperti yang kita lihat pada warkop kebanyakan. Biji kopinya menggunakan kopi Jawa (Robusta) berkualitas bagus, ia sendiri yang menggorengnya.
Ngopi di warkop Mbah Tris kata kebanyakan pengunjung yang saya temui, kurang afdol tanpa ditemani jajanan lain seperti ketan sambal, amsle (angsle) dan kue-kue gorengan lainnya.
Mbah Tris Menjalani Hidup dengan Happy
Sebagai pengusaha kecil di bidang warung kopi dan seseorang yang sangat menggandrungi dunia sepeda touring sepintas memang tampak remeh namun sejatinya tak mudah lho untuk melakoninya.
Coba bayangkan, sudah puluhan tahun Mbah Tris menekuni usaha di bidang warkop di mana ia harus menjaga lapaknya dengan tidak tidur malam hingga menjelang dini hari. Selama puluhan tahun pula ia membiasakan diri melawan hawa dingin udara dan gelapnya malam.
Belum lagi kalau ia masih harus meluangkan waktunya untuk memenuhi passionnya dalam bersepeda. Bukan bersepeda biasa, namun touring yang jarak tempuhnya mencapai puluhan bahkan ratusan kilometer dengan medan naik-turun dan berliku. Toh ia tetap tegar di usianya yang kini memasuki 78 tahun itu.
Ketika saya tanya mengapa Mbah Tris terlihat bugar dan tetap awet muda di usianya yang sudah tua itu, "kuncine ojo kakean pikir, digawe seneng wae (kuncinya jangan kebanyakan berpikir, dibuat senang saja, red)" tegasnya.
Kayu Putih Aromatherapy Menstimulir Daya Kreasi Mbah Tris
Sebagai manusia biasa, Mbah Tris juga tak luput dari gangguan kesehatan ringan, antara lain berupa batuk, masuk angin, mual, perut kembung dan gatal-gatal akibat gigitan serangga (nyamuk) karena profesinya sebagai pemilik warung kopi menuntutnya agar membuka lapaknya sepanjang malam.
Bahkan ketika sedang asyik bergowes ria dengan sepeda kesayangannya itu tak jarang rasa mual dan perut kembung akibat masuk angin tiba-tiba datang menyerangnya tanpa kompromi. Untuk mengantisipasi hal itu, Mbah Tris selalu siap sedia dengan minyak KayuPutihAroma(therapy).
Ia sering-sering mengoleskan cairan minyak kayu putih yang dibawanya itu ke bagian perut, kening dan tengkuk (leher). Lalu menghirup dalam-dalam kedua telapak tangannya yang masih bau kayu putih tadi agar badannya selalu sehat dan bugar.
Mbah Tris mengaku tak pernah secara khusus mengonsumsi obat-obatan tertentu agar badannya tetap fit (sehat, red) seperti yang terlihat sampai saat ini. Ia hanya menjalani hidup ini secara wajar dan gak neko-neko (tidak macam-macam, red) serta tak jarang kemanapun melangkah ia selalu ditemani minyak KayuPutihAroma(therapy) khususnya yang varian lavender.
Kedengarannya sungguh aneh, bagaimana mungkin cairan yang berupa minyak kayu putih (ekaliptus) aromatherapy bisa berpengaruh positif pada diri seorang Mbah Tris. Jangan-jangan hanya sugesti belaka atau memang benar adanya, berdasarkan fakta ilmiah.
Sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa bau dalam hal ini aroma dari minyak kayu putih dan bunga lavender berpengaruh secara langsung terhadap otak manusia seperti kinerja obat analgesik saja. Dengan mencium aroma bunga lavender akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan membantu untuk merasa rileks (Sharma, 2009).
Pada saat seseorang menghirup minyak KayuPutihAroma maka komponen kimianya akan masuk ke bulbus olfactory yakni struktur otak yang berfungsi memperbesar sensitivitas penciuman kemudian berlanjut ke limbic system yaitu bagian set struktur otak yang mendukung berbagai fungsi termasuk emosi, perilaku, memori jangka panjang dan penciuman (Buckle dalam Dewi, 2011).
Pemberian aromaterapi lavender ternyata mampu mengurangi intensitas nyeri hingga 95%. Yang semula skala nyerinya 4, setelah pemberian aroma lavender intensitasnya berkurang menjadi skala 2 (Bangun dan Aeni, 2013).
Zat aromaterapi juga berperan penting dalam mengatasi insomnia (sulit tidur), depresi (stres berat), meredakan kegelisahan, mengurangi perasaan tegang, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan jiwa, pikiran dan tubuh (Setyoadi dan Kushariyadi, 2011).
Stimulus (perangsang) aroma dapat meningkatkan fungsi memori melalui indra penciuman (hidung) dan membantu seseorang mengenali informasi yang kadang sulit untuk diingat kembali (Karges -- Bone, 2013)
Jadi sangat beralasan sekali mengapa keseharian Mbah Tris tak bisa lepas dari peran serta minyak KayuPutihAroma(therapy) khususnya yang varian bunga lavender tak lain karena bagi Mbah Tris, minyak KayuPutihAroma(therapy) itu merupakan stimulus agar ia bisa dengan maksimal mencurahkan segala daya kreasinya dalam menekuni karirnya di bidang usaha warung kopi serta menyalurkan passionnya, bergowes ria yang telah digelutinya selama puluhan tahun itu.