Lebih lanjut Ki Hartono mengungkapkan bahwa sebagian masyarakat yang "nglakoni" tapa brata atau semedi itu melakukannya sesuai keinginannya. Sebagai contohnya bila seseorang ingin dilancarkan bisnisnya maka ia melakukan ritual di makam Raden Bagus Mataram. Atau bila ingin memiliki ilmu kebal maka tapa bratanya dilakukan di makam Mpu Supo.
[caption id="attachment_282492" align="aligncenter" width="400" caption="Bedug Tiban, konon dulunya bedug yang dibuat Sunan Kalijaga untuk Masjid Demak tetapi lurang cocok dengan Masjid Demak yang cukup besar itu"]

"Kedua santri Sunan Kalijaga itu semasa hidupnya dikaruniai keistimewaan sendiri-sendiri oleh Yang Maha Kuasa" lanjut Ki Hartono.
Mereka yang kesulitan mendapatkan jodoh konon bisa nglakoni ritual di Gua Jodoh agar dimudahkan mendapatkan pasangan yang diidamkan. Atau bermunajad di dalam Gua Langsih karena di dalam gua itu ada batu (watu) kijang yang diyakini akan memudahkan mencapai cita-cita yang didambakan bila ritual dengan memeluk batu itu.
[caption id="attachment_282497" align="aligncenter" width="400" caption="Ratusan anak tangga menuju petilasan Sunan Kalijaga di Bukit Surowiti"]

Terlepas dari benar tidaknya cerita Ki Hartono sang pemangku adat Desa Surowiti itu, maka hanya kepada Tuhanlah kita seharusnya menyandarkan diri dan kehidupan kita. Ternyata di jaman mutakir seperti sekarang ini masih ada saja manusia yang percaya kepada hal-hal yang berbau klenik dan mistis itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI