Wahai langit yang membiru,
bisakah kita berteman,
apakah karena diriku buruk,
engkau tak ingin jarak yang dekat.
Malangnya diriku ini,
bahkan sebuah langitpun,
membisu tanpa kata,
ketika aku kesepian.
''Adakah yang mampu menjadi sandaran terindah?'',
sesaatnya tak ada suara,
semuanya hening bagai gelap gulita,
termasuk diri ini sendiri.
Sesekali mencoba menjerit,
muncullah seseorang yang rajin beribadah,
dirinya mendekatiku,
sementara yang lain menjauh.
''Aku mendengar dirimu mencari sandaran?'',
tanpa fikir panjang kata ''iya'' menjadi jawaban,
''Kembalilah kamu mengingat tuhanmu,
disaat itu pula jiwamu akan tenang''.