Selain itu terdapat kursi yang pernah diduduki oleh Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus ketika berkunjung ke Indonesia dan mengadakan Misa Akbar Khusus di Gelora Bung Karno pada tahun 1989 dan 2024.
Selain beribadah Kapel Santo Albertus Magnus ini juga menyediakan view keindahan Jakarta dari lantai 13 bagi para menikmat fotografi atau penganut FOMO konten sosial media, jadi tunggu apalagi segera datang bila pesanaran.
Selain ke kapel Santo Albertus Magnus kami juga mengunjungi Goa Maria Immaculata yang sudah ada sejak tahun 1980an bahkan diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II pada 12 Oktober 1989 ketika berkunjung ke Indonesia dan menyempatkan diri kala padatnya jadwal ke Kampus Unika Atmajaya.
Goa Maria Immaculata ini mengalami revitalisasi pada tahun 2025 dan usai dari disini kami pun lanjut melakukan walking tour ke Vihara Amurva Bhumi atau Hok Tek Tjeng Sin.
Menuju ke Vihara Amurva Bhumi kami menelusuri jalan melewati RS Jakarta dan MRCCC Siloam hingga AIA Tower.
Hingga pada akhirnya kami tiba di sebuah lahan yang ternyatan menjadi sengketa. Jadi ceritanya dulu Vihara Amurva Bhumi memiliki lahan yang luas hingga suatu saat ada perusahaan yang klaim sebagian tanah adalah miliknya.
Setelah belasan persidangan dengan tingkatannya pada akhirnya pihak Vihara ajukan kasasi ke MA dan dimenangkan Vihara pada Februari 2024.
Vihara Amurva Bhumi telah ada sejak tahun 1688 yang merupakan nama dewa dalam Bahasa Hok Ciang yaitu Kongco Hok Tel Ceng Sin.
Bila merujuk pada tahun 1938 pengurus Vihara ini sempat menggelar perayaan hari jadi tempat tersebut ke 250 tahun.
Kemudian pada tahun 1990an ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya, sayangnya ada beberapa benda bersejarah pendiri Vihara raib.
Usai dari Vihara Amurva Bhumi, kami lanjut ke tempat pemberhentian terakhir dengan menyusuri pinggir jalan Satrio dan Gedung Sampoerna Strategic.