Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati literasi | peneliti bahasa | penulis buku bahasa Inggris

Menulis untuk berbagi ilmu | Pengajar TOEFL dan IELTS | Penulis materi belajar bahasa Inggris| Menguasai kurikulum Cambridge Interchange dan Cambridge Think | Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Atomic Habits: Kunci Penting Membangun Kebiasaan Positif

25 Februari 2025   11:55 Diperbarui: 25 Februari 2025   17:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
membentuk kebiasaan baru|gambar via freepk.com

What fires together, wires together

Kebiasaan kecil yang sering diulang membentuk jaringan baru di otak kita. Semakin sering kita mengulangnya, maka semakin baik pula ia melekat menjadi sebuah kebiasaan baru.

Mungkin anda pernah belajar bahasa asing, namun kemudian lupa dan hilang. Di sisi lain, ada orang yang bisa belajar bahasa asing hanya dengan menonton atau main game.

  • Otak manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk merekam informasi. Satu kebiasaan yang rutin kita lakukan berulang kali akan berakhir menjadi satu skil baru. Terdengar simpel, tapi begitulah faktanya.

Dari banyak buku yang sudah saya baca dan pelajari secara mendalam, saya mendapatkan satu kesimpulan bahwa otak terhubung langsung dengan semua organ tubuh kita. 

Satu pikiran negatif dapat mengacaukan sinyal otak. Begitupula pikiran positif yang mampu menggerakkan tubuh untuk mencari solusi dengan cepat, cermat, dan akurat.

NOTHING IMPOSSIBLE!

Pernah berpikir bahwa anda tidak mampu? itu hanyalah ilusi semata. Kita bisa melakukan sesuatu jauh diluar batas pikiran kita. Informasi yang menetap lama di otak menjadi 'motor penggerak' dalam keseharian.

Kebiasaan harian kita sangat menentukan kualitas hidup. Orang yang terbiasa santai sulit diajak untuk bergerak cepat. Sama seperti orang yang terbiasa malas-malasan merasa sulit untuk keluar dari kenyamanan.

Faktanya, otak kita memberi perintah berdasarkan 'database' yang kita simpan selama bertahun-tahun. Kebiasaan kita di masa kecil menjadi pijakan utama untuk mengambil keputusan.

Misalnya, anak yang terbiasa dimanja dan dituruti kemauannya akan sulit untuk mandiri. Sedangkan anak-anak yang terbiasa membantu orang tua di waktu kecil, jauh lebih mudah untuk beradaptasi dan mandiri. 

Semua yang kita lakukan diterjemahkan oleh otak sebagai satu kesatuan. Semakin sering kebiasaan itu berulang, otak menganggapnya penting dan menyimpan pada bagian khusus.

Satu contoh kecil yang mudah dipahami oleh orang awam, jika anda sudah puluhan atau ratusan kali melewati jalan yang sama, otak secara otomatis menyimpan rute jalan di satu bagian spesial.

Dengan informasi yang sudah terekam jelas di otak, anda akan dengan mudah menuju ke lokasi tersebut. Inilah yang disebut autopilot, dimana seseorang bisa sampai ke sebuah lokasi walaupun tidak menyadarinya. 

Rahasia dari konsep autopilot yaitu konsistensi. Mengulangi satu kebiasaan baru terus menerus sampai akhirnya menjadi sebuah hal biasa. Pada awalnya terasa berat, tapi seiring waktu malah terasa sangat mudah. 

Saya mencoba melatih lari pagi tahun 2022. Karena tidak konsisten, saya gagal mencapai target yang diinginkan. Satu pelajaran yang saya petik, jangan bergantung pada motivasi. 

Akhirnya saya mencoba kembali tahun 2023 dan lagi-lagi belum maksimal. Walaupun jarak tempuh sudah lumayan, tapi tetap saja belum melekat sebagai satu kebiasaan baru.

Kemampuan lari baru terbentuk tahun 2024, dimana saya benar-benar konsisten. Jarak tempuh melampui target yang sudah saya tetapkan. Disini saya membuktikan bahwa sesatu yang mustahil di pikiran sangat mungkin jika dicoba.

Kebiasaan baru perlu dimulai dan diulang terus menerus. Saya memaksa diri untuk lari pagi dengan target tertentu. Awalnya hanya 1-3 kilometer sekedar jalan dan lari bergantian. 

Saat tubuh sudah beradaptasi dan terbiasa, saya menambah jarak tempuh dan juga kecepatan lari. Dua tahun sudah saya melatih kemampuan lari, hasilnya cukup berdampak pada kesehatan tubuh dan juga sisi psikologis. 

Pikiran jauh lebih jernih, konsentrasi meningkat dan tubuh terasa fit. Kualitas tidur membaik dan yang lebih penting lagi, saya bisa menemukan ide tulisan dengan cepat dalam waktu singkat.

Kebiasaan lari pagi yang saya lakukan malah berdampak pada terbentuknya kebiasaan lain. Seperti membaca lebih banyak buku dan makan-makanan sehat setiap hari.

Kalau dulu saya hanya mampu berlari 1-3 kilometer dalam waktu 30 menit lebih, kini saya dengan mudah lari 5 kilometer tanpa jeda dalam waktu 30 menit ke bawah. Seiring waktu tubuh dengan sendirinya beradaptasi dan menghasilkan tenaga lebih besar saat dilatih berulang kali. 

Jadi, sesuatu yang kita anggap sulit hanya tipuan pikiran. Jika ingin membiasakan satu kebiasaan baru, mulai saja dulu. Tidak perlu berambisi besar, cukup mulai dan konsisten. Sekecil apapun yang kita lakukan akan berdampak besar di kemudian hari.

Saya menulis ini karena sudah membuktikannya sendiri. Saya membaca, menganalisa, dan mencoba langsung untuk membuktikan teori-teori hasil penelitian peneliti terkemuka di dunia. Faktanya memang benar adanya!

Kesimpulannya, atomic habits memiliki dampak luar biasa bagi siapapun. Mulailah sekarang, hari ini. Jangan menunda-nunda untuk melakukan hal positif. 

Bagi anda yang mau berhenti merokok, lakukan SEKARANG. Untuk yang mau hidup lebih sehat, berhenti makan makanan cepat saji. Caranya cukup biasakan masak di rumah dan ajak keluarga lebih sering makan di rumah. Dompet selamat dan badan sehat.

Jangan anggap sepele sebuah kebiasaan kecil. Satu langkah pertama menentukan seribu langkah selanjutnya. Saya sudah mencoba satu hal kecil dan berdampak pada banyak hal dalam hidup. 

Saya membiasakan anak sejak kecil untuk minum air putih. Tanpa harus saya larang, ia malah tidak tertarik pada minuman yang manis. Saya membacakan buku setiap hari saat anak kecil, hari ini ia terbiasa membaca tanpa harus saya paksa. 

Ya, begitulah sebuah kebiasaan kecil dalam hidup. Awalnya terlihat susah, kemudian perlahan jadi mudah. Jangan menunggu motivasi datang, tapi cobalah konsisten pada satu kebiasaan sebelum memulai kebiasaan lain.

If not today, then when? if not you, then who?

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun