Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tumpukan Sampah

14 Maret 2023   11:43 Diperbarui: 15 Maret 2023   08:42 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan sampah|freepik.com

Sampah sering dipandang Hina.

Karena bau bermula disana.

Namun beberapa kehidupan muncul dari rasa iba.

Baca juga: Pergi

Melahap sisa nasi dari tumpukan yang tersisa.

Sulit menerka bahwa bau terkadang mengandung nikmat.

Setidaknya bagi mereka yang berharap dalam karung terikat.

Berjalan pelan menanti rejeki walau hari begitu menyengat.

Ada secercah harap dalam sebuah tekad.

Kehidupan tidak selalu menghadirkan keindahan. 

Tidak bagi mereka yang buta dalam memahami keberkahan.

Menanti asa dalam sekarung beban.

Mengumpulkan kekayaan dalam banyak tangisan.

Hiruplah udara segar di pagi hari.

Adakah nikmat yang sering dingkari?

Hadirlah sejenak dalam tumpukan sampah nasi.

Apakah ada bau yang luput dari gelapnya hati?

Kita sering salah memahami alur kehidupan.

Bukankah bau bagian keberkahan?

Hiruplah aroma kentut yang keluar dalam kegelapan.

Bukankah tanpanya manusia tak pernah menghargai nilai kesehatan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun