Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenapa Anak Memiliki Kemampuan Berbeda-beda?

31 Juli 2021   12:58 Diperbarui: 3 Agustus 2021   05:25 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar anak bisa merupakan indikator bakatnya (shironosov via lifestyle.kompas.com)

Anak yang terbiasa mendengar teriakan dan kata-kata kotor akan dengan mudah mewarisi sifat yang sama, sebaliknya anak yang selalu dibiasakan berbicara sopan dengan kata-kata yang baik akan mewarisi hal yang sama. Input creates output.

Wire or Rewire your Child's Brain

Beberapa bulan yang lalu saya mendalami isi sebuah buku yang berjudul Rewire your brain Anxious brain: How to Use the Neuroscience of Fear to End Anxiety, Panic, and Worry ditulis oleh Chaterin, M, dkk. 

Dari buku ini saya memahami bagaimana pola kerja otak secara detail. 

Bisakan kita memprogram ulang isi otak kita? 

Ada sebagaian orangtua yang mungkin bertanya apakah merubah kebiasaan anak dari buruk menjadi baik bisa dilakukan? 

Berdasarkan penjelasan buku ini jawabannya mungkin, tapi tidak mudah. Untuk mengubah sebuah kebiasaan atau kelakuan, perlu yang namanya rewire atau mudah dipahami dengan memprogram ulang. 

Caranya dengan memasukkan input baru ke dalam otak dan perlahan menghapus input yang sudah tertanam di dalam otak.

Kenapa proses rewire ini tidak gampang? Karena input yang sudah lama tertanam di dalam otak akan menjadi database berbentuk default. 

Ringkasnya, jika orangtua ingin merubah anak yang terbiasa berbicara tidak sopan, maka yang harus diubah dahulu adalah lingkungannya, tujuannya agar input baru yang masuh ke otak sesuai seperti yang diharapkan.

Merubah input tanpa terlebih dahulu memperbaiki lingkungan itu ibarat mengobati gigi yang sakit tapi tetap memakan makanan yang membuat gigi sakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun