Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rebutan Jabatan dan Teror Kembang Kanthil

16 Oktober 2020   10:14 Diperbarui: 16 Oktober 2020   10:32 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sudah berapa lama kerja di pusat bu", tanyaku mencoba mencairkan suasana.

"Saya orang pertama yang ditarik ke kantor pusat ini", katanya tetap dengan ekspresi dingin.

"Lamaa juga ya."

"Ya."

"Tinggalnya di mana bu?", aku tetap mencoba membuka pembicaraan.

"Apartemen. Dekat sini", jawabnya singkat.

"Bapak enak. Baru datang sudah mendapatkan jabatan yang basah." Padahal orang-orang yang sudah lama di sini banyak. Tapi oleh bos tidak pernah diberikan kesempatan menduduki kursi jabatan yang banyak diincar oleh karyawan, katanya nyerocos.

Aku tak berkomentar apapun. Aku jadi berpikir apa ini yang menyebabkan aku mendapatkan sambutan yang kurang mengenakkan.

Hari-hari selanjutnya teror berbau mistis tidaklah berhenti. Malahan semakin sering kudapati.

Beras kuning, khas beras tabur upacara kematian, disebar di bawah meja kerjaku. Dua telor dimasukkan ke dalam laci meja. Kain putih diselipin di sela-sela map.

Teror bunga kanthil tiap hari ada saja. Kadang di tabur di kolong meja, di pojokan ruangan bahkan di atas kursi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun